Tandaseru — Cuaca ekstrem yang diprediksi melanda Maluku Utara hingga 26 Februari nanti membuat Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan Kelas III Sanana, Kepulauan Sula, menunda keberangkatan kapal dari Pelabuhan Sanana ke kabupaten/kota dan provinsi lain.

Kapal yang ditunda pelayarannya adalah kapal-kapal penumpang lokal atau perintis, Landing Craft Tank (LCT), SPOB, dan kapal-kapal rakyat terutama rute Sanana-Ternate, Labuha (Halmahera Selatan), Taliabu bagian utara, Laiwui (Halsel), Bitung dan Manado.

Hal tersebut disampaikan Plt Kepala KUPP Sanana Mohammad Faisal Alhabsji lewat pemberitahuan Nomor UM.003/1/3/UPP.SNA-2022 untuk menindaklanjuti laporan prakiraan cuaca dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Babulah Ternate, Senin (21/2).

Dalam rilis yang dikeluarkan BMKG sebagaimana tertuang dalam pemberitahuan tersebut, potensi gelombang tinggi signifikan antara 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik Utara Halmahera, Perairan Morotai, Perairan Loloda, Perairan Ternate Batang Dua, Perairan Sula-Bobong, dan Laut Halmahera, serta Perairan Bacan-Obi, dengan kecepatan angin Barat Laut-Timur Laut 5 sampai 25 knots.

Sementara itu, Prakirawan BMKG Fahmi mengatakan di tengah kondisi cuaca saat ini masyarakat di Maluku Utara dapat terus mencermati informasi resmi terkait peringatan dini cuaca ekstrem yang setiap saat dikeluarkan dikeluarkan BMKG.

“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, namun tetap meningkatkan kewaspadaan dengan memonitor informasi dan peringatan dini melalui berbagai kanal yang telah disediakan oleh BMKG,” tutur Fahmi.

Ia bilang, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berlaku hingga 26 Februari 2022 yang terjadi hampir di seluruh wilayah Maluku Utara.

“Kita berharap masyarakat tidak dulu melakukan aktivitas laut saat cuaca buruk yang terjadi hingga 26 Februari,” tandasnya.