Tandaseru — Petani di lima desa di Kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, Maluku Utara, mengeluhkan kondisi jalan tani yang rusak parah.
Meski jalan tani tersebut berada di Desa Morodadi, jalan itu juga menjadi akses ke kebun warga di lima desa, yakni Desa Morodadi, Wawama, Pandanga, Juanga dan Desa Darame.
Menurut warga, jalan tersebut dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Morotai pada tahun 2019. Namun pada 2020 sudah rusak parah.
“Ada tiga cabang akses jalan tani yang ada di Desa Morodadi dan untuk saat ini secara keseluruhan kondisinya sudah tidak layak digunakan. Kemudian jembatan yang dibangun dengan menggunakan batang pohon kelapa dan ada beberapa batang sudah patah sehingga sangat membahayakan bagi torang petani saat lewat,” ungkap Safi Sula, warga Desa Wawama kepada tandaseru.com, Kamis (8/7).

Ia mengaku, sejak September 2020 warga di lima desa kesulitan saat pergi ke kebun.
“Kami punya kebun di sekitar jalan tani di Desa Morodadi sudah sangat kesulitan lewat untuk aktivitas ke kebun,” tuturnya.
“Karena saya pribadi saja harus melalui SP4 Dusun III Desa Dehegila. Dan itu sangat menyita waktu. Saya terpaksa harus lalui jalan SP4 karena jalan tani di Morodadi selain jalannya rusak saya juga takut melintasi jembatan yang sudah rapuh,” Safi.
Jembatan tersebut, kata dia, sebelumnya ia dan 40 kepala keluarga lain di desa-desa tersebut menggalang dana per orang Rp 50 ribu.
“Untuk membeli material batang pohon kelapa untuk memperbaiki kerusakan jembatan. Tapi saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi karena sudah rusak dihantam banjir,” terang Safi.
Ia berharap, Pemda Morotai dapat memperhatikan keluhan petani. Sebab jika jalan tani tidak diperbaiki maka aktivitas warga ke kebun terhambat.

“Tahun 2020 saya pernah dengar bahwa ada petugas dari Dinas PU datang di lokasi untuk perbaiki jalan tani yang rusak di Morodadi. Tapi nyatanya di lapangkan sampai saat ini tahun 2021 tidak ada perbaikan sama sekali, bahkan makin parah,” paparnya.
Tinggalkan Balasan