Tandaseru — Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Maluku Utara akan melaksanakan riset menjejaki berapa usia Kota Sula atau Kota Sanana di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.
Ketua MSI Cabang Maluku Utara, Dr. Syahril Muhammad kepada tandaseru.com menjelaskan, riset MSI di Kepulauan Sula, khususnya di Kota Sanana ini, akan melibatkan juga Dinas Pariwisata setempat.
Riset tersebut, kata Syahril, bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai budaya dan warisan adat yang terdapat di suatu daerah, khususnya di Sula itu sendiri.
Selain itu, ada satu konsep yang coba digagas oleh MSI bersama Dinas Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Dikbud) Maluku Utara, juga Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kepulauan Sula agar bisa melahirkan satu momentum yang namanya Hari Jadi Sula (HJS).
Syahril menambahkan, Hari Jadi Kepulauan Sula merupakan suatu konsep, di mana akan menjadi ruang untuk merawat dan mengangkat nilai-nilai warisan budaya di Kepulauan Sula.
Menurut Syahril, konsep Hari Jadi Kepulauan Sula ini bisa menjadi pintu masuk pagi para wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari mancanegara.
“Kita akan buat dia seperti Hari Jadi Ternate (HJT) atau Hari Jadi Kota Tidore. Tujuannya untuk mengangkat nilai-nilai budaya,” ujar Syahril, Sabtu (5/6).
Untuk itu, kata dia, riset ini sangat penting, di mana kita dapat mengetahui berapa usia kota dengan menggunakan benteng yang terdapat di pusat kota sebagai sampel. Dari situ, konsep Hari Jadi Kepulauan Sula bisa didorong menjadi satu agenda nasional, bisa jadi akan seperti Legu Gam dan Festival Teluk Jailolo (FTJ).
Untuk itu, Syahril berharap Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula bersedia membantu MSI dan Disparbud Sula sera Dikbud Malut siap mendorong rencana besar untuk mengangkat nilai-nilai budaya di Kabupaten Kepulauan Sula.
“Kami berharap, Ibu Bupati bersedia membantu dan mendorong kegiatan ini dalam program 100 hari kerjanya,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan