“Sebenarnya kalau waktu saya lama di Tidore, masih banyak lagi yang mau saya ajarkan ke mereka untuk cara mengolah pelepah pisang menjadi kerajinan tangan lainnya. Karena pelepah pisang ini bukan hanya bisa dibuat itu saja. Banyak manfaatnya, dan juga punya nilai ekonomi yang tinggi sekali kalau UKM di tidore bisa memanfaatkannya. Malahan pengolahan pelepah pisang menjadi sebuah kerajinan tangan yang seni tidak butuh bahan pendukung yang ribet. Semuanya dicari tidak susah, ada semua di toko,” sambung Luluk.
Bahkan, bonggol hingga batang pisang, kata Luluk, sebenarnya bisa diolah jadi keripik pisang.
“Bukan hanya pelepah saja yang bisa diolah, bonggol juga bisa kok. Bonggol tersebut bisa menjadi makanan yang bernilai jual. Limbah pohon pisang itu bisa diolahnya menjadi beragam menu camilan yang lezat, seperti keripik dan kerupuk. Dan nutrisinya sangat bagus. Di Jawa Tengah keripik dibuat melalui itu,” jabarnya.

Cara paling mudah mengenali pisang yang bisa dimanfaatkan bonggolnya untuk makanan adalah ketika jantung pisangnya bisa dikonsumsi dan tak terasa pahit. Bisa dipastikan, bonggolnya pun bisa dikonsumsi.
“Pohon pisang ini salah satu kekayaan alam luar biasa yang dimiliki oleh Tidore. Sayang kalau hanya memanfaatkan buahnya untuk dimakan, tapi pelepah pisang dan lainnya dibiarkan jadi sampah. Saya rasa gemas ketika di Tidore, karena saya lihat kok pisang diambil buahnya saja, pelepah dan lainnya dibiarkan begitu saja. Padahal yang mereka biarkan itu uang. Di Jawa, kalau tidak kreatif tidak bisa makan,” tegas Luluk.
Luluk mengaku di Jawa Tengah banyak pengrajin yang membuat kesenian dari pelepah pisang serta memanfaatkan bonggol pisang untuk pembuatan keripik.
Tinggalkan Balasan