Setelah peristiwa pencurian itu terjadi, Irfan bersama beberapa pegawai Diknas lantas berunding dan baru melaporkan hal tersebut ke Polres Kepulauan Sula pada Senin (8/3).
Jufri Upara, salah satu staf Sarana dan Prasarana Diknas Sula menyampaikan keterangan berbeda. Menurutnya, 10 unit laptop dan 8 unit proyektor dari gudang yang kuncinya ada pada Ifran baru diketahui hilang setelah 30 unit laptop dari gudang lain lebih dulu diketahui telah dicuri.
Kepada sejumlah awak media, Jufri juga menyebutkan beberapa sekolah sebagai calon penerima bantuan laptop tersebut di antaranya SD Negeri Waibau, SD Negeri Waiboga, SD Negeri 3 Sanana, SD Negeri 2 Waitina, SD Inpres Kawata, SD Negeri 2 Wai Ipa dan SMP Negeri 1 Mangoli Utara di Fala Bisahaya.
Dari sekian banyak laptop dan proyektor yang dicuri, lanjut Jufri, 10 laptop serta 1 unit printer dan 1 unit UPS akan diberikan ke SMPN 1 Mangoli Utara. Sedangkan 30 laptop lain akan dibagikan ke 6 SD.
“Kalau laptop 30 unit itu rencananya mau dibagi ke 6 SD, tapi ada satu SD yang belum disetujui, yakni SD Negeri 2 Waitina. Sedangkan 10 laptop dan inFocus itu buat SMPN 1 Mangoli Utara,” terang Jufri.
Diwawancara terpisah, Kepala Diknas Kepulauan Sula Ishak Umamit mengaku tak mengetahui jumlah pengadaan laptop di Diknas Kepulauan Sula hingga puluhan laptop tersebut raib dibawa kabur pencuri.
“Lebih jelasnya nanti tanya Kabid Pendidikan langsung, karena pengadaan itu di bawah bidangnya,” tuturnya.
Mirisnya, Kabid Pendidikan Diknas Kepulauan Sula, Aliyudin Fatahuddin mengungkapkan dirinya juga tidak mengetahui berapa jumlah laptop pengadaan yang tersimpan di gudang Diknas itu.
Sebab menurutnya, usulan pengadaan laptop tersebut tidak atas sepengetahuan dirinya selaku kepala bidang yang membawahi Seksi Sarana dan Prasarana.
“Sampai saat ini data itu saya belum lihat,” akunya.
Tinggalkan Balasan