Pada periode kedua, menurutnya, terobosan Haji Bur dalam membangun ikon kota makin menabalkan eksistensi kota sebagai “jendela” Maluku Utara. Perhatikan saja pembangunan Landmark, awal pembangunannya banyak menuai kritik. Namun dalam perjalanan waktu, Landmark kemudian menjadi area kebanggaan warga kota.

Begitu pula Plaza Gamalama Modern yang diresmikan pada 15 Februari 2021.

Desain Plaza Gamalama Modern Ternate yang diresmikan 15 Februari 2021. (Istimewa)

“Plaza Gamalama Modern merupakan reinkarnasi dari ikon Kota Ternate era 70-an, Pasar Gamalama. Sekalipun menuai kritik, tak jarang warga pun menanti ikon baru itu. Serta beberapa karya lain dari Pemerintah Kota Ternate, termasuk dalam pengelolaan keuangan dan pertumbuhan ekonomi yang mendapat penghargaan,” sambung Herman.

Tentu, Herman menambahkan, tak ada gading yang tak retak. Satu dekade kepemimpinan Haji Bur, tak selamanya meninggalkan jejak manis.

Di depan mata warga masih ada “pekerjaan rumah” yang ditinggalkan Haji Bur. Persoalan sampah yang sampai hari ini masih menjadi beban kota, lalu tata ruang, air bersih, kesemrawutan lalu lintas, dan sederet persoalan lain, merupakan akar persoalan Kota Ternate yang memang belum terjawab sejak lama.

Selain itu, ditambah dengan adanya segregasi pembangunan yang dianggap timpang. Barangkali, persoalan inilah yang memantik hadirnya rasa ketidakpuasan masyarakat, terutama yang berada di luar kota, atau di pulau (Moti, Batang Dua, Hiri).

“Tetapi, tidak berarti itu terabaikan. Dalam RPJMD Kota Ternate yang saya baca, seluruh kawasan Pemerintahan Kota Ternate menjadi perhatian, hanya barangkali keterbatasan anggaran,” ujar Herman.

Dalam satu dekade kepemimpinan Haji Bur, memang ada sisi kelebihan dan juga kelemahan yang saling bertaut. Tetapi dari capaian Haji Bur selama memimpin Kota Ternate, secara jujur harus dikatakan, Kota Ternate mengalami perubahan, meminjam ungkapan Max Weber tentang kota, yaitu suatu tempat yang direncanakan bagi orang/kelompok “berbudaya” dan “rasional.”

Di pengujung kepemimpinannya, Haji Bur masih menerima penghargaan Good Governance dalam ajang Moeslim Choice Award 2020, atas keberhasilannya menghidupkan kembali tradisi Barifola yang mengakar kuat sejak masa Kesultanan Ternate dan Tidore dan siswa dapat mengaji.

“Jadi satu dekade kepemimpinan Haji Bur, legacy telah ditinggalkan, tetapi tentu masih banyak pula yang harus diperbaiki,” tutur Herman.

Sekadar diketahui, banyak prestasi pembangunan yang pernah ditoreh Burhan Abdurahman selama menjabat Wali Kota Ternate satu dekade belakangan. Di antaranya pembangunan tempat ibadah, perkantoran, pasar, ruko, Landmark, Sport Hall, jalan, jembatan serta satu lagi ikon Ternate yang bakal diresmikan di tahun 2021, yakni Plaza Gamalama dan berbagai pelayanan umum lainnya.(*)