Tandaseru — Kota Ternate sudah berusia 770 tahun. Dengan demikian, kota yang berlambang ikan pari ini tentu sudah berada di usia yang tidak lagi muda.

Di bawah kepemimpinan Burhan Abdurahman, Wali Kota dua periode ini berhasil mengubah wajah Ternate menjadi kota jasa yang tetap menjadi ikon kebanggaan Maluku Utara.

Saat ini, kemajuan Kota Ternate terlihat sangat signifikan dari sektor jasa. Bagi rakyat Ternate, Wali Kota yang akrab disapa Haji Bur ini mewariskan beberapa prestasi selama 10 tahun alias satu dekade memimpin Kota Ternate.

“Haji Bur, tentu tanpa menutup realitas yang ada, Ternate mengalami perubahan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Maluku Utara. Walau pada sisi yang lain, tentu masih terdapat berbagai kekurangan,” kata Sosiolog Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Herman Oesman.

Pada periode pertama 2010-2015, menurut Herman, banyak sisi positif yang telah diraih Pemerintah Kota Ternate di bawah kendali Haji Bur sebagai Wali Kota. Sebut saja misalnya pengembangan Baca Tulis Alquran bagi setiap siswa SD dan SMP merupakan terobosan yang luar biasa, dan bisa menjadi ikon bagi visi spiritualitas Haji Bur.

Food Court Armada Semut sebagai ruang publik dan pusat perputaran ekonomi baru Kota Ternate. (Istimewa)

Dalam perspektif sosiologi, lanjut Herman, visi spiritual dikenal dengan istilah kulturisasi-struktur. Yakni nilai-nilai kultur spiritual didorong dalam level struktur/kebijakan.