Tandaseru — Anggota DPRD Pulau Taliabu dari Partai Berkarya, Samsudin Aki balik menantang Ketua Partai Berkarya Taliabu, Tawallani Djafaruddin yang mengancam akan mem-PAW dirinya.

Ancaman pergantian antarwaktu itu diungkapkan Tawallani lantaran Samsudin Aki dan salah satu rekan separtainya, M. Alnajib Sarihi disebut menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Berkarya versi Muchdi Pr.

Samsudin yang dikonfirmasi tandaseru.com mengungkapkan, keberangkatan dirinya dan Alnajib ke Jakarta dalam rangka perjalanan dinas di Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian ESDM. Karena itu, ia membantah telah menghadiri Munaslub seperti yang dituduhkan Tawallani.

“Kami datang di Jakarta dalam rangka perjalanan dinas Komisi di Kementerian Koperasi UKM dan Kementerian ESDM. Bukti SPT ada di kantor dan dokumentasinya jelas. Bisa cek kebenarannya di Sekretariat,” ungkap Samsudin, Senin (13/7).

Samsudin menegaskan, selama berada di Jakarta ia dan Alnajib tidak pernah menghadiri Munaslub dan tidak terlibat kegiatan partai. Bahkan undangan resmi dari partai pun tidak ada.

“Untuk itu kalau memang ada bukti keterlibatan kami, tolong dibuktikan. Kami tidak hadir dan tidak ada undangan, dan tidak pernah terlibat, jadi tolong buktikan kehadiran kami di munaslub,” tegasnya.

Dia bilang, jika bukti yang disodorkan Tawallani berdasarkan daftar hadir munaslub, hal itu bisa saja direkayasa.

“Selama kami di Jakarta belum pernah ikut kegiatan partai dan tidak pernah terima surat undangan dari kegiatan partai,” ujar Samsudin.

Samsudin menyatakan, isu menghadiri munaslub yang dialamatkan kepada dirinya adalah fitnah. Ia bahkan menantang DPD Berkarya untuk memproses PAW dirinya.

“Yang saya pertanyakan, apakah ada bukti keikutsertaan kami di munaslub? Mohon maaf, ini finah. Tapi kalau mereka tidak percaya untuk masalah ini silakan urus PAW kami. Supaya kita lihat siapa benar, siapa yang munafik dan penghianat,” tantang Samsudin.

Disentil soal kepemimpinan Partai Berkarya versi Hutomo Mandala Putra ataukah Muchdi Pr yang ia ikuti, Samsudin memilih menjawab diplomatis.

“Intinya kita tetap bernaung di bawah kepemimpinan yang diakui oleh aturan negara,” tandasnya.