Tandaseru — Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara bergerak cepat melakukan tracking orang-orang yang pernah berkontak erat dengan Pasien Covid-19 ke-100 asal Tikep.

Hal ini diakui Direktur RSD Tikep, dr. Fahrizal Maradjabessy saat dikonfirmasi tandaseru.com, Minggu (24/5).

“Sementara tim epidemiologi lagi mendata, jadi belum bisa pastikan berapa banyak, karena itu kewenangan mereka,” ungkap Fahrizal.

Informasi yang dihimpun di lapangan, ada sebagian pejabat di lingkup Pemerintah Kota Tikep serta tim Gugus Tugas yang sempat kontak dengan pasien sebelum meninggal.

Fahrizal mengaku belum bisa berkomentar panjang sebelum hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) keluar.

#DataTerbaruKasusCorona Maluku Utara Per Minggu (24/5) ini. (Tandaseru/Hariyanto Teng)

Menurut dia, tim dari Dinas Kesehatan lagi mengupayakan agar orang-orang yang kontak dengan pasien bisa terdata dan segera dilakukan rapid test.

“Rapid test ada dia punya tahap. Kalau baru kontak harus tunggu 7 hari setelah kontak untuk rapid test pertama, jadi didata dulu terakhir kontak kapan. Tapi rata-rata yang telah terdata, semua sudah lebih tujuh hari jadi kemungkinan besok akan dirapid,” tegasnya.

Fahrizal bilang, waktu pelaksanaan rapid test ditentukan Dinkes.

“Kalau untuk pejabat tidak semua (rapid test) kalau tidak pernah kontak dengan beliau atau kontak terakhir 1 bulan lalu misalnya maka tidak bisa dilakukan pemeriksaan,” tambahnya.

Fahrizal mengimbau warga agar tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Dia berharap semua orang ‘menganggap’ diri sendiri sudah terkena virus.

“Jadi kata menganggap ini tanda kutip, dengan tujuan agar ada perubahan perilaku yaitu ketika ‘menganggap’ diri sudah terkena kita akan lebih mematuhi anjuran pemerintah yaitu pakai masker dengan baik dan benar, cuci tangan yang baik dan benar, jaga jarak yang baik dan benar, hindari kerumunan. Mencegah lebih baik daripada mengobati,” imbuhnya.

Fahrizal juga meminta warga menghilangkan stigma bahwa Covid-19 adalah aib dan tidak bisa sembuh.

“Covid-19 bisa sembuh, Covid-19 bisa dicegah penularannya dengan disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan. Imbau mulai dari diri sendiri dan keluarga,” pungkasnya.