Tandaseru — Puluhan warga Desa Payo Tengah, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara mendatangi lokasi karantina pasien Covid-19 di rumah susun Desa Acango, Jailolo, Kamis (14/5).
Kedatangan warga ini untuk melakukan protes atas pelayanan terhadap pasien yang dinilai tidak maksimal. Tak hanya itu, warga juga nekat membawa pulang dua kerabatnya yang merupakan pasien positif Covid-19.
Saat mendatangi rusun tempat karantina, warga mengaku kesaldengan sikap Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Halbar yang tidak maksimal memberikan pelayanan untuk pasien. Meluapkan kemarahan mereka, warga merangsek masuk ke ruang utama rusun. Sejumlah kursi plastik menjadi sasaran kemarahan mereka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halbar, Imran Lolori yang ada di lokasi kejadian terpaksa turun tangan meredakan emosi warga.
“Pemerintah ini karja kong cuman rapat-rapat. Anggaran sampe Rp 53 miliar buat apa saja? Obat-obatan sampai kebutuhan sehari-hari berupa pasta gigi harus ditanggung keluarga,” teriak warga.

Kesal dengan pelayanan tersebut, warga Payo Tengah lantas membawa pulang dua warganya yang positif corona. Kedua pasien tersebut, yakni FS (18) dan MF (20) dipulangkan ke kediaman masing-masing.
Kekesalan juga datang dari pihak keluarga seorang pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) asal Kecamatan Ibu. Perempuan yang tengah dikarantina di rusun itu memilih pulang saat dijemput keluarganya.
Sofyan, suami pasien tersebut menyatakan, istrinya sebelumnya menjalani perawatan di RSUD Jailolo karena muntah dan diare. Namun sang istri justru dibawa ke rusun untuk karantina. Sofyan tak yakin istrinya tertular Covid-19.
“Istri saya itu menderita penyakit muntaber baru diberikan makanan yang pedas-pedas. Obat-obatan juga dibeli oleh kami selaku keluarga,” tuturnya.
Kepala BPBD yang diwawancarai di lokasi rusun pun mengaku kesal dengan kinerja Gugus Tugas. Pasalnya, rusun tersebut harusnya dikhususkan untuk lokasi karantina.
“Namun justru ada pasien yang baru selesai menjalani operasi dialihkan ke rusun. Soal ini dalam setiap rapat juga sering saya sampaikan. Tempat karantina ini bagi warga status ODP ataupun PDP saja, bukan malah pasien yang dialihkan ke sini. Tadi kalau tidak ada saya mungkin rusun ini sudah dibakar oleh warga,” ucapnya kesal.
Kepala Dinas Kesehatan Halbar, Rosfintje Kalengit yang diwawancarai membenarkan dua warga Payo Tengah yang sudah dijemput pulang berstatus positif. Hasil positif didapat dari uji spesimen kedua pasien laki-laki itu.
“Hasil swab keluarnya kemarin. Hanya saja belum dirilis secara resmi oleh Provinsi, sehingga belum dapat disampaikan. Tadi pagi juga baru kami terima, dan hasilnya positif,” ungkapnya.
Rosfintje bilang, hasil swab terbaru yang diterima Gugus Tugas Halbar hanya dua yang dinyatakan positif, yakni dua pasien dengan riwayat perjalanan dari Bogor, Jawa Barat tersebut. Itu berarti total pasien positif di Halbar jadi 3 orang.
“Sementara hasil pemeriksaan dua warga asal Kecamatan Ibu belum keluar. Sedangkan untuk dua warga Loloda dinyatakan negatif, yang juga sementara menjalani karantina di rusun,” terangnya.
Rosfintje mengaku khawatir dengan kepulangan dua pasien positif tersebut ke rumah mereka. Pasalnya, ini membuka jalan lebar-lebar bagi potensi penularan transmisi lokal.
“Tadi juga dari rekan-rekan petugas sudah melakukan tracking kepada keluarga terdekat pasien. Dan sebentar malam akan kita rapatkan, guna mengambil langkah-langkah bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjemput pasien. Mengingat kondisi warga juga masih emosional, sehingga kita menungggu kondisi agak tenang,” ujarnya.
Kedua pasien yang dinyatakan positif tersebut, lanjut Rosfintje, juga tanpa gejala. Sehingga pihaknya juga belum bisa memutuskan pasca dijemput oleh petugas nanti apakah bakal menjalani treatment di Jailolo, atau dirujuk ke Kota Ternate.
“Sementara akan kami koordinasi terlebih dahulu dengan Provinsi, soal pelaksanaan treatment-nya nanti,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan