Tandaseru — Sejumlah pedagang ikan Pasar Rakyat Gotalamo ll Pulau Morotai, Maluku Utara kembali berjualan di Pasar Lama Gotalamo, Minggu (6/12). Alasannya, berjualan di pasar baru membuat pedagang merugi hingga puluhan juta rupiah.

Rudi, salah satu pedagang ikan mengatakan, selama ia berjualan di pasar tersebut perputaran uangnya amat minim. Bahkan tidak ada perputaran modal yang menguntungkan.

“Sebagai pedagang ikan yang banyak di pasar modern itu rugi terus. Selama kita masuk di pasar modern itu kalau tidak salah untung baru tiga kali, tapi rugi tidak mampu hitung, sekitar Rp 50 juta,” ucap Rudi kepada tandaseru.com di lokasi Pasar Lama Gotalamo.

Di pasar baru, sambung Rudi, sehari dapat Rp 300 ribu saja sudah harus disyukuri. Sebab pembeli yang berbelanja di sana amat sedikit dibandingkan saat masih berdagang di pasar lama.

“Tapi alhamdulillah kalau di sini (Pasar Lama Gotalamo, red) torang masih bisa dapat keuntungan dan bisa simpan sedikit. Tetapi kalau di pasar rakyat tidak ada sama sekali, yang ada cuman modal yang takore,” ungkapnya.

“Sekarang saya punya mobil pikap saja so terancam kredit ditarik, karena penghasilan di pasar rakyat parah,” tambah Rudi.

Senada, pedagang ikan lain, Anto mengatakan ia dan rekan-rekannya pindah jualan ke pasar lama lantaran ahli waris lahan di situ mengizinkan pedagang berjualan di lahan mereka.

“Intinya pihak ahli waris keluarga Kurung sudah mengizinkan. Alasan yang pertama kami sebagai penjual ikan itu pernah jualan di sana (Pasar Rakyat Gotalamo ll) beberapa bulan berjalan ini selalu merasakan dan mengalami kerugian berulang-ulang kali,” terangnya.

“Saya pun demikian, rugi modal ikan habis Rp 20 juta di saat mulai pindah dari Pasar Gotalamo yang lama ke pasar rakyat itu,” sambung Anto.

Anto bilang, para pedagang ikan pindah berjualan di pasar lama sudah hampir seminggu. Selama itu pula, sudah dua kali anggota Satpol PP turun menanyakan alasan berjualan di lokasi tersebut.

“Mereka tidak langsung bertindak. Mereka hanya menanyakan identitas tanah ini, persoalan bagaimana sampai kami mau berjualan di sini,” imbuhnya.

“Saya dan teman teman, kami punya inisiatif sendiri harus mencari jalan keluar, ya berjualan di sini untuk lari dari kerugian. Sebagai alternatifnya mau tidak mau kita harus kembali untuk mengantisipasi modal yang sudah keluar banyak,” jelas Anto.

Menurut Anto, jaraknya pasar baru yang lebih jauh dari Kota Daruba membuat warga malas datang ke pasar untuk berbelanja.

“Jadi pemerintah harus mengupayakan supaya kami masyarakat tidak merasakan kerugian yang berulang-ulang kali karena dampak dari pasar terlalu jauh sehingga orang jarang datang ke pasar rakyat, karena faktor jauh,” sebutnya.

Kepala Satpol PP Morotai Yanto Gani yang dikonfirmasi terpisah mengatakan, untuk menertibkan pedagang di pasar lama tersebut, harus ada komunikasi antara pengelola CBD dan Satpol PP.

“Setidaknya dari Kepala Pasar, Kepala CBD menyurat detail penjual seperti apa yang harus ditertibkan, karena sepemahaman kami Satpol PP yang kita tertibkan di sini khusus pedagang ikan. Misalkan ada surat resmi dari Kepala Pasar maka kita bertindak,” jelasnya.

“Tidak ada pengecualian, baik itu pedagang kue, sayuran masak, kita geser semua. Kemudian di luar terlepas dari pekerjaan Satpol, saya pikir ada persoalan lain yang harus diselesaikan,” tandasnya.