Tandaseru — Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pulau Morotai, Maluku Utara, menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (17/11). Dalam aksinya, para pelajar meminta agar sekolah dengan metode pembelajaran daring di Morotai dihentikan.

Aksi yang dikoordinir Mirwan Robo ini dipusatkan di dua titik, yakni depan SMA Negeri 1 Morotai dan SMP Unggulan Morotai. Selain persoalan pembelajaran daring, pelajar juga mendesak pihak sekolah tegas terhadap siswa yang kedapatan merokok dan mengisap lem Eha-Bond.

“Kami turun ke sini untuk sampaikan aspirasi dan keresahan kami agar sekolah meningkatkan pengawasan. Sebab banyak siswa SMA di Morotai yang merokok dan mengisap lem,” ucap Mirwan dalam orasinya.

Mirwan juga meminta pembelajaran daring dihentikan dan semua siswa bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.

“Harapan saya ke depannya supaya generasi muda tidak ada yang mengonsumsi lem dan rokok, serta pemerintah menghentikan pembelajaran online,” ujarnya.

Aksi siswa SMA di Morotai. (Tandaseru/Irjan)

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi di Pulau Morotai Samjar Forno ketika dikonfirmasi tandaseru.com mengatakan, dirinya tidak bisa berkomentar soal aksi yang dilakukan puluhan siswa itu. Pasalnya, ia sedang berada di luar daerah.

Samjar menegaskan, tak ada pemberitahuan dari pihak sekolah terkait aksi tersebut.

“Maksudnya itu siapa yang kasih izin (untuk demo)? Saya sementara di luar daerah jadi soal aksi tadi itu tidak ada pemberitahuan sama sekali dari Kepala Sekolah maupun dari pihak-pihak terkait. Jadi saya tidak tahu,” tuturnya.

Samjar juga mengaku tak bisa berkomentar soal aktivitas belajar daring.

“Jangan sampai saya berkomentar lalu kemudian saya diberikan penilaian-penilaian yang ini. Karena ini saya tidak tahu soal aksi ini dan karena tidak ada pemberitahuan sama sekali. Kebetulan saya ada urusan dinas di Ternate makanya saya tidak tahu,” tandasnya.