Tandaseru — Keluarga pasien rawat inap di RSUD Sanana Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara mengeluhkan kekosongan obat-obatan dan pelayanan rumah sakit yang dinilai tidak maksimal.

Junaidi, warga Desa Wai Ipa Kecamatan Sanana kepada tandaseru.com, Minggu (8/11) mengungkapkan, dirinya harus membeli obat di luar lantaran persediaan obat di apotek rumah sakit kosong.

“Saya ke apotek rumah sakit katanya obat yang dibutuhkan kosong. Jadi mereka saran saya beli di luar, dapatnya di apotek Indo Farma,” kata Junaidi.

Bahkan, lanjut Junaidi, sudah tiga kali dia harus membeli obat di luar apotek rumah sakit. Menurut dia, rumah sakit harusnya memperhatikan persediaan obat-obatan yang merupakan kebutuhan utama pasien, apalagi pasien yang mengidap penyakit dalam.

“Kalau obat yang dibutuhkan kosong, apalagi obat untuk pasien penyakit dalam, ini sangat memprihatinkan. Kalau tiba-tiba pasien butuh terus obat itu tidak ada, rumah sakit harus bertanggungjawab,” ucapnya.

Selain kosongnya persediaan obat-obatan, pelayanan dokter di RSUD Sanana juga ikut dikeluhkan. Junaidi bilang, dokter yang menangani pasien kritis di RSUD Sanana seharusnya tidak serta merta memvonis penyakit di hadapan pasien.

“Dokter langsung menyebutkan gejala virus corona di hadapan ibu saya yang sedang sakit, ini kan tidak boleh. Itu mengganggu psikologi pasien,” ujarnya.

Dia menyebutkan, dokter sebaiknya memanggil keluarga pasien untuk memberitahukan gejala-gejala penyakit yang ditemukan pada tubuh pasien, dan tidak serta-merta langsung mengatakan hal tersebut di hadapan pasien.

“Kalau terjadi hal-hal yang buruk, misalnya tiba-tiba pasien itu drop akibat mendengar apa yang dokter katakan, kira-kira dokter mau bertanggungjawab? Jadi dokter juga jangan asal bicara di depan pasien,” tegasnya.

Junaidi pun meminta Direktur RSUD Sanana mengevaluasi pelayanan dokter yang dianggap tidak profesional.

“Direktur harus mengevaluasi dokter tersebut,” pintanya.

Direktur RSUD Sanana dr. Makmur Tamani saat dikonfirmasi mengaku, persediaan sebagian obat-obatan di apotek RSUD Sanana saat ini memang masih kosong. Guna menutup kekosongan tersebut, pengelola rumah sakit sudah memesan sebagian obat melalui perusahaan penyedia. Itu pun melalui tahapan tender.

“Itu obat sementara dalam pengiriman. Jadi obat itu perusahaan penyedia yang menyediakan, kita kan lewat tender. Perusahaannya dari Jakarta,” akunya.

Informasi yang diperoleh tandaseru.com dari situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kepulauan Sula, PT Pelangi Indah Lestari menjadi pemenang tender paket belanja obat di RSUD Sanana dengan nilai kontrak Rp 2 miliar lebih. Anggaran ini bersumber dari APBD Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2020. Diketahui, perusahaan pemenang tender tersebut beralamat di Jalan Musik Raya Blok E No 2, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara.

Makmur menambahkan, menyangkut pelayanan dokter di RSUD Sanana, itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab dokter. Akan tetapi, jika pelayanannya dianggap tidak sesuai dan mengganggu kesehatan pasien, dirinya akan mengonfirmasi ke dokter yang bersangkutan.

“Memang dokter saat ini dalam dilema. Satu sisi itu hak pasien yang harus diketahui. Tapi untuk masalah ini nanti saya konfirmasi ke dokter yang bersangkutan,” tukas Makmur.