Tandaseru — Pemerintah Provinsi Maluku Utara mendapat sorotan usai memberikan santunan kepada rombongan tim kampanye calon kepala daerah Benny Laos-Sarbin Sehe yang menjadi korban ledakan speedboat Bela 72 milik pasutri Benny Laos-Sherly Tjoanda. Pemberian santunan ini dinilai sebagai bentuk keberpihakan pemprov terhadap paslon nomor urut 4 itu.

Kritikan tersebut diungkapkan akademisi Universitas Khairun Ternate Muammil Sun’an. Ia menyatakan, korban kecelakaan speedboat Bela 72 merupakan para pendukung cagub-cawagub yang hendak melakukan kampanye politik.

“Langkah pemprov dalam memberikan bantuan atau santunan kepada keluarga korban cenderung dinilai oleh masyarakat sebagai bentuk keberpihakan kepada paslon cagub nomor urut 4. Kebijakan pemprov ini tentunya menjadi sorotan publik yang disebabkan para korban di Pulau Taliabu adalah tim kampanye yang dinilai sebagai sebuah risiko kampanye pilkada,” ungkapnya, Minggu (20/10/2024).

Muammil memaparkan, meskipun anggaran daerah ada pos anggaran untuk belanja bantuan sosial, penggunaannya harus dilakukan secara bijaksana.

“Kalau yang ini kan dinilai oleh masyarakat sebagai bentuk keberpihakan pemprov terhadap paslon tertentu, sehingg masyarakat beranggapan pemprov tidak netral dalam proses pilkada,” ujarnya.

Ia mencontohkan, saat banjir bandang menimpa Kelurahan Rua, Ternate, terdapat 19 korban tewas. Di sisi lain, tak ada kabar soal pemberian santunan pemprov terhadap para korban bencana alam ini.