Tandaseru — Hadjija Safar (52 tahun), ibu honorer Diperkim Pulau Morotai, W alias R (32 tahun), berlinang air mata saat menyaksikan prarekonstruksi kematian anaknya. W meninggal dunia Mei lalu dengan luka irisan di lengannya. Ia disebutkan memukul kaca hingga lengannya terluka.
Prarekonstruksi tersebut digelar di TKP W mendapatkan lukanya di kompleks Tanah Tinggi desa Gotalamo, kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (17/7/2024) sore.
Kepada polisi, Hadjija berharap penyebab kematian anaknya dapat diungkapkan.
“Kalau boleh itu kasih tuntas masalah ini karena tidak sesuai dengan dia punya kematian. Jadi tolong kasih tuntas betul-betul,” pinta Hadjija.
Setelah jenazah W dipulangkan ke kampung asalnya di Tobelo, Halmahera Utara, Hadjija mengaku sempat melihat kondisi tubuh anaknya sebelum dikebumikan.
“Waktu saya buka lihat dia punya mayat, terus saya lihat kalau memang seandainya dia pukul kaca ini (punggung tangan, red) pasti hancur. Tapi ternyata cuma ini (lengan). Saya mau kalau boleh polisi tolong kasih tuntas masalah ini karena saya punya anak ini tidak sesuai dengan dia punya kematian,” ucapnya.
Tinggalkan Balasan