Tandaseru — Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, menggelar diskusi publik, Kamis (29/9).

Diskusi yang berlangsung di Aula Babullah Gedung Rektorat Unkhair ini mengangkat tema “Potensi Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada Wilayah Pertambangan”.

Staf KontraS, Dimas Bagus Arya kepada tandaseru.com usai diskusi mengatakan, sebagai sebuah lembaga HAM, KontraS memiliki visi peningkatan kapasitas dan pemberdayaan terhadap jaringan-jaringan di daerah, terutama pada anak muda dan mahasiswa untuk lebih mengetahui permasalahan HAM.

“Karena saat ini kita di KontraS menilai bahwa ada penurunan kualitas demokrasi di Indonesia dan juga penurunan kualitas tingkat pemenuhan HAM di Indonesia dengan banyaknya masalah-masalah lingkungan, kekerasan, pelanggaran HAM yang masih terus ada di Indonesia,” katanya Dimas.

Lanjut dia, KontraS ingin menciptakan sebuah simpul gerakan masyarakat yang kuat agar lebih siap menghadapi banyaknya potensi kekerasan di masa depan.

Kontras, kata dia, mulai dari 2020 hingga 2022 memiliki catatan dan sudah menangani proses advokasi beberapa kasus pertambangan dan kasus agraria yang menyangkut operasi perusahaan tambang.