Tandaseru — Kenaikan harga BBM akhirnya berdampak pada tarif bentor di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. Di wilayah ini, harga Pertamax maupun Pertamina di depot-depot sama-sama mengalami kenaikan meski Pertamina sendiri menurunkan harga Pertalite Rp 200.

Saat ini, harga Pertamax dan Pertalite di depot dibanderol Rp 15 ribu per liter. Alhasil, tarif bentor di Kota Daruba dan sekitarnya ikut naik dari yang sebelumnya Rp 5 ribu menjadi Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.

“Dalam waktu dekat saya pasti akan membuat rapat organisasi bentor untuk membahas terkait dengan tarif angkutan bentor di Morotai. Itu akan diatur kembali berdasarkan harga BBM,” ucap Sekretaris Asosiasi Bentor Morotai Mulkan Hi Sudin tandaseru.com, Kamis (7/4).

Meski belum ada penetapan kenaikan tarif secara resmi, di lapangan sendiri sudah dilakukan kenaikan oleh para sopir bentor.

“Sebagai Sekretaris Bentor, ketika naik bentor saya harus bayar Rp 15 ribu. Biasanya dalam Kota Daruba cuma Rp 5 ribu. Kemarin (tarif) Rp 5 ribu masih toleransi, sekarang sudah tidak bisa. Ada sebagian (sopir) yang sudah mengambil langkah (naikkan tarif) karena memang melihat keadaannya. Tapi kenaikan tarif ini yang rugi adalah masyarakat,” akunya.

Ia menambahkan, penetapan tarif secara resmi akan melihat kuantitas peredaran jenis BBM terbanyak di Morotai.

“Jadi tergantung peredarannya yang paling banyak apa di pasaran, Pertamax atau Pertalite. Kalau misalkan di pasaran yang paling banyak apa dan digunakan oleh angkutan alternatif bentor di Morotai, maka kita mengikuti harga itu,” jelas Mulkan.