Tandaseru — Komunitas Women’s March Ternate, Maluku Utara, menggelar kegiatan pelatihan menulis dengan mengangkat tema “Menulis dengan Perspektif Gender”.

Pelatihan menulis di kalangan aktivis perempuan dan anak ini berlangsung di Mes Kepulauan Sula mulai tanggal 18-20 Maret 2022.

Dalam kegiatan pelatihan itu, Women’s March menghadirkan empat pemateri di antaranya Akademisi Universitas Khairun Ternate Astuti N. Kilwow, Akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) Ternate Herman Oesman, Kepala DP3A Kota Ternate Marjorie Amal, dan Jurnalis Maluku Utara Mahmud Ici.

Koordinator Women’s March Ternate Siti Fatimah Duwila mengatakan, dalam pelatihan ini peserta dilatih untuk menulis artikel yang mengangkat isu-isu tentang kekerasan perempuan dan anak. Terutama seperti kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang marak terjadi di Maluku Utara.

Menurut dia, banyak orang memahami persoalan gender namun kasus terhadap kekerasan perempuan masih terus terjadi, bahkan malah meningkat.

Untuk itu, ke depannya Women’s March pun akan gencar mengkampanyekan isu-isu kekerasan perempuan dan anak lewat tulisan.

“Lewat pelatihan ini kita mau buka prespektif teman-teman bahwa menulis gender itu seperti ini,” kata dia.

Ia pun mengkritisi pemberitaan sejumlah media massa cetak dan online di Maluku Utara terkait masalah kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak yang terkadang memarginalkan korban.

Contohnya seperti pada penulisan berita kasus kekerasan seksual yang terlalu vulgar tindakan pelaku kepada korban atau penggunaan nama samaran Bunga, yang justru samaran tersebut telah menyimbolkan perempuan sebagai kaum yang lemah.

Di samping menggelar pelatihan lanjut dia, Women’s March Ternate pun aktif menggelar sejumlah kegiatan lainnya seperti workshop dan kampanye anti kekerasan perempuan dan anak.

Semua kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk memerangi problem kekerasan baik fisik maupun psikis yang kerap dialami oleh kaum perempuan dan anak.

Women’s March Ternate pun mendesak aparat penegak hukum di Maluku Utara untuk serius menangani semua perkara kekerasan perempuan dan anak dan memberi hukuman setimpal bagi pelakunya.

Selain itu, mereka mengharapkan pemerintah daerah lebih peka terhadap isu kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat.