Tandaseru — Kenaikan harga kedelai impor membuat produsen tempe dan tahu resah menentukan harga. Alhasil, penyesuaian ukuran menjadi solusi beberapa produsen atau pengusaha tempe dan tahu di Kota Ternate, Maluku Utara.

Ariningtyas, salah satu pengusaha tempe dan tahu di Kelurahan Tafure, Ternate Utara, saat ditemui mengaku meski harga kedelai naik pabrik miliknya tak menaikkan harga tahu dan tempe. Hanya saja seminggu ini pabrik telah melakukan penyesuaian ukuran tempe dan tahu menjadi sedikit lebih kecil dari biasanya.

“Harganya (tempe-tahu) tidak kami naikkan, hanya ukurannya yang kami perkecil,” katanya, Jumat (18/2).

Pantauan tandaseru.com, di Pasar Higienis Kota Ternate rata-rata pedagang pengecer tahu dan tempe justru mengaku tak menyadari adanya perubahan ukuran tahu dan tempe yang dibeli dari produsen Tafure maupun beberapa produsen lainnya di Kota Ternate.

Nona, salah satu pedagang pengecer yang berjualan tepat di depan pintu masuk Pasar Higienis mengatakan, tempe dan tahu dijual masih dengan harga biasanya yaitu Rp 10 ribu untuk 3 potong.

“Dari produsen kami beli 4 potong (tahu-tempe) Rp 10 ribu, kita jual lagi 3 potong Rp 10 ribu. Harga ini sudah lama sejak puasa tahun lalu,” katanya.

Senada, Irfan, pedagang lainnya mengatakan, tempe yang ia jual terdapat dua ukuran, masing-masing memiliki harga berbeda.

“Tempe yang ukuran kecil ini kita jual Rp 10 ribu per 3 potong, kalau ukuran besar 1 potong Rp 5 ribu, tahu 3 potong Rp 10 ribu,” jelasnya.

Ia mengaku, jika ada kenaikan di level produsen maka kita pengecer juga bakal menyesuaikan harga.

“Jika ada kenaikan kita bakal menyesuaikan harga, karena hukumnya memang seperti itu. Kita berharap agar tidak ada kenaikan, agar tidak berpengaruh terhadap harga yang dijual nanti,” tandasnya.