Tandaseru — DPRD Kota Ternate, Maluku Utara, mendesak Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) memberikan sanksi kepada oknum mahasiswa yang melakukan tindak kekerasan terhadap juniornya. Tanpa sanksi, dikhawatirkan aksi kekerasan akan kembali terulang di lingkungan kampus.
“Kekerasan yang terjadi yang sudah viral ini sangat disayangkan, karena ternyata di lingkungan pendidikan tinggi ini masih ada kekerasan senioritas terhadap mahasiswa itu sendiri,” ungkap Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate Nurlaela Syarif, Rabu (26/1).
Nurlaela yang juga alumni UMMU ini menyatakan harus ada langkah tegas kampus menghadapi tindakan anarkis mahasiswa. Seharusnya, kata dia, insiden semacam itu tidak lagi ditemukan. Tiap fakultas pun harus sering menyuarakan perang terhadap tindak kekerasan di lingkungan kampus, terutama di masa Ospek.
“Saya berharap harus ada ketegasan dari pimpinan universitas, dalam hal ini rektor dan seluruh jajaran dalam hal ini dekan di semua fakultas, bahwa di dalam kampus tidak diperbolehkan lagi ada kekerasan,” tegas politikus Partai Nasdem ini.
Secara personal, Nurlaela mengaku akan melakukan komunikasi dengan pimpinan kampus untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa tersebut.
“Karena kami merupakan bagian dari UMMU juga, kami juga akan melakukan komunikasi dengan rektor atas kekerasan yang terjadi antara senior di kampus agar ini ada sikap yang tegas dari pimpinan universitas dan jajarannya,” tandasnya.
Sebelumnya, Andre Tuheitu, mahasiswa pelaku penamparan, telah meminta maaf kepada korban. Namun keluarga korban mengancam akan membawa persoalan ini ke ranah hukum jika kampus tak menyampaikan permohonan maaf secara kelembagaan dan memberikan sanksi akademik terhadap pelaku.
Tinggalkan Balasan