Tandaseru — Warga tujuh desa di Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali menggelar aksi memprotes infrastruktur di desa mereka, Senin (22/11).

Warga Hamente Tibobo yang terdiri atas Desa Taba Cempaka, Tibobo, HOku-hoku Gam, Gamial, Cempaka, Ngaon, dan Gamsungi mengancam akan memboikot ruas jalan Jailolo-Ibu dan sumber air lantaran minimnya akses air bersih untuk warga. Ini merupakan aksi kesekian kalinya untuk masalah yang sama.

Di depan Kantor Bupati Halbar, massa aksi berorasi dan melakukan pembakaran ban bekas. Warga mengaku resah dengan janji pemerintah soal ketersediaan air bersih yang tak kunjung ditepati.

Koordinator Lapangan, Hernando Datty, dalam orasinya mengatakan masalah air bersih adalah masalah kehidupan manusia. Karena itu pemerintah jangan hanya janji kepada masyarakat soal distribusi air. Apalagi air yang mengalir di beberapa wilayah Halbar sumbernya berasal dari Hamente Tibobo.

“Air merupakan kebutuhan pokok bagi kebutuhan manusia, setiap manusia berhak mendapatkan akses terhadap air bersih guna menunjang keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itu negara berkewajiban untuk menyediakan sumber daya air secara setara dan seimbang tanpa ada perbedaan akses dan diskriminasi. Namun kenyataan dalam praktik tidak dilakukan secara merata, adil serta fasilitas yang disiapkan tidak menjawab kebutuhan masyarakat dimaksud,” ungkap Hernando.

Menurutnya, penyediaan dan pelayanan air bersih bagi warga Hamente Tibobo saat ini belum dapat dinikmati dengan layak.

“Persoalan air bersih bagi warga Hamente adalah pergumulan panjang yang tak kunjung usai hingga saat ini. Berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kami melihat tidak serius,” ujarnya.

Pada tahun 2021, sambung Hernando, proyek air bersih masuk untuk tujuh desa di Hamete Tibobo yang dikerjakan PT Shebeley Utama Perkasa dengan nilai kontrak Rp 6.639.653.000. Sesuai kalender proyek, waktu pekerjaan selama 240 hari telah selesai.