Tandaseru — Dewan Nasional Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN)-Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Jhontoni Tarihoran, menegaskan peran pemuda adat manjadi sangat penting dalam mempertahankan bumi agar layak huni hingga generasi akan datang.

“Siapa yang paling berperan dalam menjaga bumi ini kalau bukan masyarakat adat. Karena masyarakat adat itu, membangun hubungan yang sangat baik dengan alamnya, hutannya, serta semua yang ada di wilayah adat itu,” ujarnya, di sela-sela acara pembukaan Jambore Nasional BPAN keempat region Maluku-Maluku Utara di Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara, Sabtu (20/11).

Jhontoni bilang, semestinya masyarakat adat inilah yang paling berjasa menjaga agar tidak terjadi perubahan iklim. Oleh karenanya mereka melakukan berbagai kerja-kerja yang syarat akan pelestarian.

“Karena dia yakini bila wilayah adatnya rusak itu juga akan merusak dirinya sendiri. Kalau hutan saya rusak, sungai saya rusak, kalau segala kekayaan di wilayah adat itu dihabisi saat ini sesungguhnya itu menjadi ancaman tidak hanya untuk hari ini tetapi untuk generasi yang akan datang,” jelasnya.

Menurut mantan Ketua BPAN itu, dalam situasi sekarang ini, masyarakat adat termasuk pemuda diterpa pelbagai tantangan, salah satunya wilayah adat yang terokupasi, juga tergerusnya identitas diri.

“Saat ini kita bisa saksikan, masyarakat adat mengalami berbagai tantangan baik itu perampasan wilayah adat dan semakin tidak bangga sebagai bagian dari masyarakat adat,” cetusnya.

Selain itu, dia juga mengatakan masyarakat adat telah terbukti dalam mempertahankan diri pada masa yang sulit, seperti pada akhir-akhir ini di mana pandemi Covid-19 yang melanda.

“Tetapi kita lihat yang paling bertahan itu kan masyarakat adat di kampung-kampung itu, baik itu mereka bisa mengatur dirinya dengan ketat sesuai dengan aturan adat mereka dan juga ketersediaan sumber daya yang bisa mereka kelola untuk mempertahankan kehidupannya di atas wilayah adat,” tandasnya.