Tandaseru — Distribusi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan solar di Kota Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara tersendat. Pasalnya, hampir sepekan belakangan satu-satunya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jailolo tak lagi beroperasi.
Akibatnya, pengendara terpaksa mengandalkan depot-depot pinggir jalan untuk membeli BBM meski harganya lebih mahal.
Pantauan tandaseru.com, SPBU yang terletak di Desa Acango itu hanya sesekali beroperasi selama 3 jam dalam sehari. Itu pun yang diprioritaskan mendapat pelayanan adalah pembeli dengan jerigen yang kemudian dijual ulang di depot eceran.
Sementara itu, harga BBM di depot eceran per liternya mencapai Rp 10 ribu. Padahal jika membeli di SPBU pengendara hanya perlu membayar Rp 6.450 per liter.
Pengawas SPBU Jailolo, Marlon yang dikonfirmasi mengaku distribusi BBM tak maksimal lantaran pasokan dari Terminal BBM Tobelo, Halmahera Utara, sering terlambat. Per hari, pasokan BBM bersubsidi untuk SPBU Jailolo dijatahi 10-15 ton.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Halbar Nikodemus H. David menegaskan, Komisi II dalam waktu dekat bakal memanggil penanggungjawab SPBU Jailolo dan SPBU Ibu. Mereka akan dimintai penjelasan terkait distribusi BBM. Apalagi tak lama lagi warga akan menghadapi Idul Fitri.
“Rencananya dalam waktu dekat akan kami panggil, termasuk Polres dan Dinas Perizinan,” ujarnya, Minggu (10/5).
Pelayanan SPBU Jailolo sendiri, kata Nikodemus, hingga saat ini sudah melenceng dari ketentuan lantaran lebih mengutamakan penjualan bagi pembeli yang datang dengan jerigen.
Sementara berdasarkan kesepakatan sebelumnya, pelayanan terhadap jerigen hanya bisa dilakukan pada sore hari atau mulai pukul 18.00 WIT.
“Kita juga bakal melakukan inspeksi mendadak. Jika terbukti melanggar ketentuan, apalagi penyelewengan BBM bersubsidi, bakal direkomendasikan agar izinnya dicabut,” tegas Nikodemus.
Tinggalkan Balasan