Tandaseru — Kondisi dunia pendidikan di Kecamatan Loloda, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, amat memprihatinkan. Betapa tidak, di beberapa sekolah hanya ada dua pengajar yang terdiri atas satu kepala sekolah dan satu tenaga guru.

Hal ini terungkap dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kecamatan di Loloda, Senin (22/3).

Dalam musrenbang yang dihadiri Wakil Bupati Djufri Muhammad itu, Anggota Badan Permusyawaratan Desa Kedi, Semi Kayeli mengungkapkan, tenaga pengajar di Loloda amat terbatas. Kondisi ini membuat anak-anak terkendala belajar di sekolah.

“Kami di sini sangat kekurangan guru. Bahkan guru yang mengajar di sini satu sekolah hanya dua guru. Satunya kepala sekolah dan satunya lagi guru pengajar. Padahal ada guru-guru yang namanya tercatat di sekolah sini, tapi mereka tidak pernah datang bertugas. Ini sangat merugikan masyarakat,” ungkap Semi.

Kondisi ini, kata dia, terjadi di SD maupun SMP.

Camat Loloda, Amam Samsudin saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ia bilang, ada beberapa oknum guru yang Surat Keputusan penempatannya di Loloda, begitu pula daftar gajinya. Namun mereka tak pernah ada di Loloda.

“Sebab dari Dinas (Pendidikan) berikan izin belajar atau titipan di kabupaten,” akunya.

“Kita berpatokan dari dinas yang berikan izin untuk titipan di kabupaten. Bahkan ada yang beralasan sekolah, juga sakit. Langkah saya nanti seperti apa yang disampaikan oleh Pak Wakil, setelah ini saya akan cek dengan bendahara siapa-siapa yang menerima gaji di sini yang mengajar di Jailolo, Ibu dan Sahu saya akan minta petunjuk dari Pak Wakil untuk ditarik kembali,” ujarnya.

Amam berharap, semoga pada masa kepemimpinan Bupati James Uang dan Wabup Djufri Muhammad bisa men-diahi (membenahi) pemerintahan di Halmahera Barat.

“Khususnya Kecamatan Loloda ke depan bisa lebih baik,” harapnya.