Tandaseru — Seorang mahasiswa Universitas Pasifik Pulau Morotai nekat melakukan demonstrasi sendirian di depan Kantor DPRD Morotai, Maluku Utara, Jumat (19/3).
Aksi tunggal ini dilakukan mulai pukul 08.00 WIT. Mahasiswa bernama Sutikno itu membawa pengeras suara, bendera Merah Putih, bendera Gamhas, dan kertas yang digantung di lehernya bertuliskan “Morotai dalam Ancaman Neoliberalisme”.
“Saya sampaikan kepada DPRD Morotai bahwa masyarakat di Pulau Morotai sampai saat ini tidak mendapatkan yang namanya kesejahteraan dan keadilan itu sendiri. Mulai dari tani, buruh dan nelayan,” teriak Sutikno.
Dalam orasinya, ia juga menyentil isu reklamasi di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan. Menurutnya, reklamasi akan memiliki dampak yang begitu besar.
“Mari kita berkaca pada problematika yang terjadi juga di Kota Ternate. Di mana Pemerintah Kota Ternate juga membangun reklamasi, dan sampai saat ini juga mendapatkan banyak dampak yang begitu besar di Kota Ternate. Dan juga dampaknya di pulau-pulau kecil, termasuk Hiri, Maitara dan Tidore,” tuturnya.

Ia bilang, apabila reklamasi di Daruba dilanjutkan, ia yakin bakal merusak ekosistem di perairan tersebut.
“Namun dalam perencanaan reklamasi, realitasnya masyarakat tidak mengontrol pembangunan reklamasi yang direncanakan oleh Pemda Morotai di Kota Daruba,” imbuh Sutikno.
Amatan tandaseru.com, aksi tersebut berlangsung sekira 20 menit. Setelah itu, dua anggota Polres Morotai berpakaian preman mendatangi Sutikno dan menginterogasinya.
Polisi menanyakan surat izin aksi. Namun Sutikno sempat berdebat dengan polisi.
“Ini bukan demo, hanya refleksi di depan Kantor DPRD Morotai,” kata dia.

Kata polisi, meski hanya refleksi tetap harus ada izin tertulis.
“Kalau ada surat izin biar ada pengawalan dari pihak kepolisian. Biar refleksi harus pakai surat izin. Kalau terjadi sesuatu, siapa tanggung jawab?” ujar polisi.
Lantaran gagal menunjukkan surat izin, polisi meminta Sutikno menghentikan aksinya atau ia akan dibawa ke kantor polisi. Menolak dibawa, Sutikno lalu melarikan diri masuk ke lorong-lorong Desa Yayasan. Polisi sempat mengejarnya dengan mobil namun kemudian membiarkannya.
Tinggalkan Balasan