Tandaseru — Warga Desa Sekom, Kecamatan Sulabesi Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Kamis (18/3) mendatangi kantor Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Sula.

Kedatangan warga ini untuk mempertanyakan piutang material pembangunan Jembatan Air Fuata yang belum terbayar.

Nuwia, salah satu warga Desa Sekom kepada tandaseru.com mengungkapkan, dirinya bersama beberapa warga lain sudah menyiapkan batu pecah dari Desa Sekom untuk pembangunan Jembatan Air Fuata.

Ternyata, lanjut Nuwia, setelah material batu hasil pekerjaan mereka diangkut ke lokasi pembangunan jembatan, hingga saat ini tak kunjung ada pembayaran dari kontraktor proyek.

Lama menunggu tak ada kepastian, Nuwia bersama warga Sekom lain lantas mendatangi salah satu pengawas material Jembatan Air Fuata, yakni Murid Sanaba.

Akan tetapi, pengawas malah mengarahkan warga mendatangi kantor Dinas PUPRPKP Sula guna mendapatkan kepastian pembayaran material.

Tong (kami, red) sudah datang di pengawas tapi dong (mereka, red) bilang lebih baik ke Dinas PU saja,” ungkap Nuwia.

Terpisah, pengawas material pembangunan Jembatan Air Fuata, Murid Sanaba yang tengah bersama-sama warga Desa Sekom ini menyampaikan, kedatangan warga Desa Sekom dan dirinya ke Dinas PUPRPKP Sula untuk meminta solusi persoalan tersebut.

Tak hanya itu, Murid juga menyebutkan, ada pengeluaran biaya tak terduga bersumber dari uang pribadinya. Biaya tersebut merupakan perhitungan makan minum karyawan yang bekerja pada proyek pembangunan Jembatan Air Fuata.

Beta (saya, red) yang urus makan-minum selama 7 bulan. Beta yang tanggung jawab makan minum semua. Jadi beta ada kasih masuk permintaan untuk biaya tak terduga itu Rp 20 juta, tidak ada yang terealisasi,” bebernya.