Tandaseru — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Maluku Utara, bakal menangani rusaknya talud akibat hantaman gelombang di beberapa kecamatan di Ternate.

Kerusakan talud di antaranya terjadi di Kelurahan Bido Kecamatan Batang dua, Kecamatan Pulau Hiri, Kelurahan Loto dan Sulamadaha di Kecamatan Ternate Barat, serta Kelurahan Tafure Kecamatan Ternate Utara.

Kepala BPBD Kota Ternate, M. Arif Gani saat dikondirmasi Senin (8/3) menyatakan, hasil analisis dampak di lapangan telah dilakukan BPBD. Tingkat kerusakan juga telah diukur dan langkah selanjutnya adalah menyusun semua pembiayaan yang dibutuhkan.

“Kita akan melakukan penanganan cepat. Saat ini teman-teman sedang menyusun pembiayaan dan menggambarnya. Ketika semua sudah selesai maka, secepatnya kita langsung mengerjakan,” jelasnya.

Menurut Arif, kerusakan talud akan diganti dengan dua opsi. Perbaikan talud ataukah pembangunan pemecah ombak.

“Dan itu akan dihitung semua berapa biayanya untuk dilakukan,” ujarnya.

Arif bilang, di BPBD ada Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Rehabilitasi bertugas memperbaiki fasilitas yang rusak, sementara Rekonstruksi akan membangun baru.

“Tergantung hasil analisisnya. Misalkan kerusakannya berapa meter saja akan kita perbaiki, tetapi kalau panjangnya mencapai ratusan meter maka kita akan bangun baru,” terangnya.

Khusus kerusakan talud yang terjadi di Kelurahan Sulamadaha bakal dilakukan pembangunan baru.

“Kalau untuk Sulamadaha akan kita bangun baru, karena itu juga terkait dengan kepentingan masyarakat yang ada di situ. Karena kalau tidak cepat kita bangun berapa banyak orang yang akan tidak bisa mencari nafkah,” tutur Arif.

Ia menambahkan, 13 titik yang longsor yang terjadi sepanjang Juli 2020 sampai Desember sudah selesai dikerjakan BPBD. Termasuk Sulamada dan Hiri yang pada Desember itu sudah selesai dibangun.

“Moti Kota yang longsor kemarin tahun ini akan kita bangun, kemudian ditambah dengan Tafraka yang di bulan Januari kemarin. Itu juga kita sedang menghitung biayanya,” tandasnya.