Tandaseru — Satu per satu bangunan sekolah unggulan di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, mulai mengalami kerusakan. Padahal, sekolah-sekolah ini relatif baru dibangun dua tahun belakangan.

Setelah plafon bangunan SMP Negeri Unggulan 1 Morotai ambruk bulan lalu, kini giliran plafon SD Unggulan 2 Dehegila, Kecamatan Morotai Selatan yang mengalami hal serupa.

Pantauan tandaseru.com, Rabu (23/12), plafon yang ambruk itu terletak di ruang kelas IV. Sejumlah potongan asbes dan pecahan gipsum terlihat berserakan di lantai.

Ambruknya plafon ini mengenai seluruh meja dan kursi siswa. Beruntung, tak ada korban jiwa lantaran sekolah telah diliburkan. Diketahui, gedung sekolah ini baru diresmikan 2018 lalu.

Gufran, salah satu guru sekaligus penjaga sekolah SD Unggulan 2 Desa Dehegila menjelasakan, ambruknya plafon terjadi sejak Selasa (22/12).

“Kurang tahu jam berapa, kemungkinan malam. Karena kita juga baru tahu kemarin siang,” tuturnya.

Menurutnya, saat plafon ambruk ia tengah berada di Daruba. Sementara sekolah sudah diliburkan karena akhir semester.

“Dari pihak Diknas belum turun, soalnya sejauh ini belum koordinasi,” terangnya.

Kepala Sekolah SD Unggulan 2 Dehegila Fatma Masri Mataeli saat ditemui di lokasi sekolah mengatakan kerusakan plafon sudah terjadi berulangkali. Bahkan sudah dua kali berganti plafon dalam dua tahun terakhir.

“Saya jadi Kepsek di sini baru beberapa bulan. Tapi pas saya masuk, sekitar dua bulan lalu kita baru ganti plafon di teras dan beberapa ruang belajar. Tapi coba lihat itu, sudah rusak lagi,” tuturnya.

Fatma bilang, semua ruangan di sekolah itu plafonnya terancam ambruk. Penyebab rusaknya plafon karena serapan air yang masuk dari atap gedung.

“Ruang kantor saya juga baru saja diganti plafonnya. Kemarin saya sendiri hampir ditindih plafon. Jadi pas saya keluar dari ruangan beberapa menit kemudian plafonnya ambruk. Tapi sudah diperbaiki,” ungkapnya.

Ia berharap agar semua plafon di sekolahnya itu segera diganti karena sudah tidak layak. Sewaktu-waktu bisa mengancam keselamatan siswa.

Plafon di ruang kelas SD Unggulan 2 Dehegila yang ambruk. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

“Di beberapa ruangan sudah ada yang rusak juga. Untungnya beberapa kali ambruk itu ketika tidak ada aktivitas siswa di sekolah. Tapi bagusnya diganti, jangan pakai gipsum, pakai tripleks saja. Jadi ketika plafonnya basah dia tidak langsung ambruk,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Morotai F. Revi Dara ketika dikonfirmasi menyarankan agar masalah tersebut ditanyakan langsung ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pulau Morotai sebagai pihak penanggungjawab.

“Hubungi PU, karena proyek ini di PU, saya terima kunci. Kurang tahu nama PT-nya, yang jelas kontrak ada di PU, jadi PT apa pasti mereka tahu, dan anggaran pembangunan semuanya ada di PU,” imbuhya.

“Sekolah sebagai satuan pendidikan diminta untuk membersihkan. Selanjutnya kami sampaikan ke PU untuk proses perbaikannya,” sambung Revi.

Sayangnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pulau Morotai Abubakar A. Rajak belum berhasil dikonfirmasi hingga berita ini ditayangkan.