Tandaseru — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Petani Rahmat (SPR) Kecamatan Morotai Timur, Pulau Morotai, Maluku Utara, Senin (14/12) menggelar aksi di depan Kantor Bupati dan Kantor DPRD. Aksi kali ini terkait persoalan jalan tani, talud, masjid raya dan nama Pelabuhan Daruba.

Massa aksi yang dikoordinator Abd Rahman Saitiji membawa spanduk bertuliskan “Serikat Petani Rahmat Menuntut Tuntaskan Jalan Tani, Tuntaskan Talud, Tuntaskan Masjid Raya dan Ganti Nama Pelabuhan Daruba menjadi Imam Lastory”.

Faisal Yunus, salah satu orator dalam orasinya menyampaikan, pihaknya mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan Pulau Morotai segera menuntaskan maslah yang ada di desa tersebut.

Mahasiswa SPR saat melakukan unjuk rasa. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

“Tuntaskan jalan tani di Desa Mira dan Rahmat. Kemudian tuntaskan pekerjaan talud, masjid raya, dan ganti nama Pelabuhan Daruba menjadi Pelabuhan Imam Lastory. Kita punya sejarah yang panjang terkait penamaan Pelabuhan Imam Lastory. Jangan hanya karena sesuatu hal lain sehingga nama itu diubah,” seru Faisal.

Faisal bilang, soal jalan tani di Desa Mira dan Rahmat itu, tak ada kata lain, selain segera dituntaskan pada tahun 2020 ini. Sebab ini soal kepentingan masyarakat untuk mendukung kesejahteraan mereka.

“Soal masjid raya, harusnya sudah selesai bersamaan dengan Gedung Oikumene. Tetapi yang terlihat saat ini masjid belum selesai,” tambahnya.