Tandaseru — Maraknya tempat hiburan malam (THM) yang beroperasi di desa Wayo, kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara, menimbulkan keluhan warga setempat. Warga mengaku aktivitas kafe remang-remang tersebut mengganggu kenyamanan mereka, terutama malam hari. Selain itu, kehadiran para wanita penghibur dan lelaki pengguna jasa juga dinilai berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Haji Samsuli, pengelola Masjid Al-Iqro yang mendiami kompleks tersebut, mengungkapkan suara musik yang diputar hingga larut malam menjadi sumber utama keluhan warga. Selain mengganggu waktu istirahat, hal itu juga berdampak pada anak-anak yang sulit tidur
“Bukannya kita tidak suka dengan usaha orang. Namun, bunyi musik mulai dari abis Isya sampai menjelang subuh sangat mengganggu kita di sini. Jujur kami merasa sangat terganggu,” ungkapnya, Minggu (7/9/2025), di sela-sela kegiatan Maulid Nabi.
Selain masalah kebisingan, ia juga mengatakan banyak pramuria yang sangat mengganggu dan mempengaruhi budaya masyarakat setempat
“Ini sangat mengganggu kami yang tinggal di kompleks sini,” ujarnya.
Untuk itu, di hadapan Wakil Bupati La Ode Yasir, ia meminta pemerintah daerah menyikapi hal tersebut.
“Kami minta pemerintah segera melakukan penertiban kafe-kafe tersebut,” pintanya.
Tak hanya soal kenyamanan, warga juga khawatir potensi masalah sosial yang dapat ditimbulkan. Aktivitas THM hingga larut malam dianggap rawan memicu keributan antarpengunjung maupun menimbulkan keresahan baru di lingkungan.
“Kami bukannya anti hiburan, tapi kalau aktivitas kafe sampai mengganggu ketenteraman warga, tentu sudah waktunya dipindahkan. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut, kasihan kita di sini, apalagi ada anak kecil,” tambah warga lain yang enggan disebutkan namanya.
Warga berharap semua THM dipindahkan dari lokasi tersebut atau di lokasi yang jauh dari pemukiman warga.
Tinggalkan Balasan