Tandaseru — Setiap tanggal 1 Juni, masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila dengan upacara bendera. Di kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Danlanud Leo Wattimena Kolonel Pnb Sukarno bertindak sebagai Inspektur Upacara di maku lanal, desa Juanga, kecamatan Morotai Selatan.

Hadir dalam upacara tersebut Bupati Rusli Sibua, Wakil Bupati Rio Christian Pawane, Dandim 1514, Danlanal, dan Kapolres.

Amatan tandaseru.com, proses pelaksanaan upacara berlangsung khidmat meski di tengah guyuran hujan.

“Hari ini kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Sukarno.

Menurutnya, Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

“Semangat memperkokoh ideologi Pancasila. Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda dalam Pancasila,” tuturnya.

Sukarno bilang, kita belajar bahwa kebhinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu.

“Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia,” paparnya.

“Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi,” tandas Sukarno.

Ika Fuji Rahayu
Editor
Irjan Rahaguna
Reporter