Oleh: Dr. Irawati Sabban
Dosen FKIP Unipas Morotai
_________
Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei bukan semata ritual sejarah. Ia adalah momen reflektif yang harus terus diperbarui maknanya dalam konteks kekinian. Tahun 2025 ini, semangat Harkitnas menjadi sangat relevan ketika kita bicara tentang kemajuan daerah perbatasan yang selama ini masih tertinggal dalam banyak aspek pembangunan nasional khususnya dalam hal pendidikan.
Salah satu contoh nyata datang dari ujung wilayah utara Maluku Utara, Pulau Morotai, sebuah wilayah strategis yang juga merupakan beranda terdepan Indonesia. Di balik posisinya yang sangat vital secara geopolitik dan sejarah militernya yang kuat, Morotai menyimpan persoalan klasik kawasan 3T menjadi daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Di antara persoalan tersebut, pendidikan menjadi sektor yang paling mendesak untuk dibenahi.
Sebagai respon atas ketimpangan akses pendidikan tinggi misalnya, masyarakat Morotai bersama pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Rusli Sibua tahun 2013 berjuang menghadirkan Universitas Pasifik (Unipas) Morotai. Pendirian kampus ini adalah bentuk perlawanan lansung terhadap keterbatasan. Ia bukan hanya soal membangun ruang kelas atau merekrut dosen. Ia adalah langkah strategis dan simbolik untuk menjadikan pendidikan sebagai tonggak kemajuan wilayah perbatasan Morotai.
Dalam konteks nasional, kehadiran Unipas harus dibaca sebagai bagian dari upaya menghadirkan keadilan pembangunan. Morotai tidak bisa lagi dipandang sebagai daerah pinggiran. Ia adalah garda depan yang mesti diperkuat dengan ilmu, sumber daya manusia yang cerdas dan mumpuni, dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan.
Namun, perjuangan itu belum usai. Unipas masih menghadapi keterbatasan sarana, dan dukungan anggaran. Di sinilah negara harus hadir lebih kuat. Pendidikan di perbatasan bukan sekadar urusan lokal, melainkan mandat konstitusional untuk mencerdaskan kehidupan seluruh bangsa, tanpa kecuali.
Lebih jauh, pendidikan di daerah perbatasan seperti Morotai tidak hanya berfungsi sebagai alat mobilitas sosial. Ia juga berperan strategis dalam memperkuat identitas kebangsaan dan ketahanan nasional. Anak-anak muda Morotai dan sekitarnya yang belajar di kampus sendiri tidak hanya menjadi tenaga terampil, tetapi juga penjaga nilai, budaya, dan integritas wilayah NKRI.
Peringatan Harkitnas 2025 harus menjadi titik tolak bagi pemerintah pusat untuk lebih serius mengarusutamakan pembangunan pendidikan di kawasan perbatasan. Bukan sekadar dengan pendekatan proyek, tetapi melalui kebijakan afirmatif yang berkelanjutan termasuk insentif untuk dosen, kemitraan riset, dan pengakuan Unipas sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional sehingga perubahan status dari PTS ke PTN menjadi hal yang mendesak untuk di wujudkan.
Kebangkitan nasional hari ini tidak bisa hanya dinarasikan dari pusat kekuasaan negara. Ia harus tumbuh dari daerah-daerah yang selama ini terabaikan karena pendidikan adalah medium paling kuat untuk membangkitkan harapan itu.
Morotai telah memulai. Tugas kita bersama adalah memastikan langkah kecil itu menjadi loncatan besar menuju keadilan pembangunan yang inklusif dan progresif. Karena dari perbatasan yang cerdas dan berdaya melalui pendidikan Indonesia akan semakin kokoh di tengah dinamika global.
Untuk itu, menjadikan Unipas Morotai sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah solusi paling realistis dan berkeadilan untuk mengangkat wilayah Morotai dan sekitarnya dari ketertinggalan menuju kemajuan berkelanjutan. Transformasi ini bukan hanya soal status kelembagaan, tetapi juga merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia dan pemerataan kualitas pendidikan nasional.
Unipas bukan hanya kampus. Ia adalah simbol tekad kolektif masyarakat Morotai dan sekitarnya untuk bangkit, mandiri, dan sejajar dengan wilayah lain di Indonesia. Sebab Dalam dirinya, terkandung harapan besar bahwa ketertinggalan bukanlah takdir, melainkan tantangan yang bisa dihapus dimulai dari pendidikan yang digawangi oleh Unipas Morotai.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2025. Dari Morotai, kita maju. Bersama pendidikan, kita menang. (*)
Tinggalkan Balasan