0leh: Dr. Bujuna A. Alhaddad M.Ag
Ketua Muslimat NU Kota Ternate & Dosen PGPAUD Fkip Unkhair
________
HABIS Gelap Terbitlah Terang merupakan buku karya Raden Ajeng Kartini atau lebih dikenal dengan sebutan R.A Kartini. Isi dari buku itu adalah kumpulan surat R.A Kartini kepada temannya di Eropa, di dalam suratnya terkandung pemikiran-pemikiran Kartini yang menjadi tonggak awal emansipasi wanita.
Kumpulan surat R.A Kartini pertama kali dibukukan dalam bahasa Belanda dengan judul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) pada tahun 1911. Kemudian, di tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan buku tersebut dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Lalu, pada tahun 1938, dirilislah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane, seorang sastrawan Pujangga Baru.
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang memuat 106 surat Kartini kepada teman-temannya. Setidaknya ada 10 orang teman Kartini berkirim surat, di antaranya adalah Estelle H Zeehandelaar atau yang R.A Kartini sapa Stella, J.H. Abendanon dan isterinya (Rosa Abendanon), serta Prof. Anton. Surat-surat yang dikirimkan menguraikan pemikiran Kartini terkait berbagai masalah termasuk tradisi feudal yang menindas, pernikahan paksa dan poligami bagi perempuan Jawa kelas atas, dan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.
Hari Kartini bukan sekadar peringatan sejarah. Ini adalah momen untuk mengingat bahwa perempuan memiliki kekuatan, hak, dan peran penting dalam membangun bangsa. Di Maluku Utara, dari pesisir hingga pegunungan, dari pulau kecil hingga kota besar, perempuan memiliki jejak luar biasa dalam menjaga adat, mendidik generasi, dan menjaga harmoni dalam masyarakat.
Kartini telah membuka jalan, kini giliran kita untuk melanjutkan langkah. Jangan pernah merasa kecil karena kamu berasal dari desa atau pulau yang jauh.
Dari tempatmu berdiri sekarang, kamu bisa menyalakan terang, mengubah nasib, dan membawa perubahan.
Seperti kata R.A. Kartini pejuang emasipasi Wanita dalam suratnya kepada Prof. Anton pada 4 Oktober 1902 sebagai berikut:
“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”
Kata-kata ini tetap relevan hingga hari ini.
Dan cintai tanah kelahiranmu dengan karya.
Perempuan Maluku Utara adalah perpaduan antara kelembutan dan keberanian. Dalam diri kalian mengalir darah para leluhur yang menjaga laut, hutan, dan adat. Jadilah Kartini masa kini yang cerdas, berani, tetap anggun dalam tutur, dan tangguh dalam tindakan.
Wallahu a’alam waantum la ta’alm
Wallahul muafiq ila aqwamithariq
Wasalamualikum warghamtullahi wabaraktuh. (*)
Tinggalkan Balasan