Tandaseru — Selama 25 tahun perjalanan pemekaran Provinsi Maluku Utara masih jauh dari harapan. Kesenjangan pembangunan masih terasa tidak hanya di pelosok desa di Maluku Utara namun juga masih terasa di dalam sentral kabupaten/kota, salah satunya kota Ternate.
Hal ini disampaikan anggota DPRD Kota Ternate Fraksi Nasdem Nurlaela Syarif yang juga juru bicara paslon gubernur dan wakil gubernur Sherly Tjoanda dan Sarbin Sehe. Menurutnya, meskipun kewenangan pendidikan setara SMA dan perguruan tinggi adalah kewenangan pemerintah provinsi, namun warganya adalah warga Kota Ternate.
“Kebetulan kami selama periode ketiga ini selalu concern di persoalan pendidikan, kami turun langsung dan kami rasakan masih banyak ketidakadilan yang rakyat Kota Ternate suarakan ke kami soal pendidikan di tingkat SMA dan perguruan tinggi, di antaranya terkait biaya komite di tingkat SMA itu masih diberlakukan dan merata mulai dari Rp 150 per siswa sampai Rp 200 ribu per siswa per bulan, uang sarana dan prasana ketika masuk SMA yang berkisar jutaan rupiah. Program bantuan siswa tidak mampu belum optimal dari aspek pendataan banyak keluhan aspirasi ke kami soal ini,” ujar Nurlaela, Minggu (27/10/2024).
Di samping itu, terkait perguruan tinggi, setiap kali turun serap aspirasi keluhannya adalah tidak ada stimulan pemerintah kota soal keberpihakan bagi anak-anak bangsa yang secara ekonomi tidak mampu mendapat stimulan bantuan, biaya kuliah yang mahal, sehingga menurut Nurlaela butuh pemimpin ke depan yang harus benar-benar peduli terhadap keberlangsungan kecerdasan anak bangsa khususnya di kota Ternate dan Maluku Utara.
Nurlaela menegaskan program terkait pendidikan gratis dan terbukti hanya ada di pasangan calon nomor 4.
“Kami dari aspek representasi rakyat kami telah mengkaji dengan detail bahwa satu-satunya paslon yang punya komitmen dan pasti akan terlaksana adalah program dari paslon nomor 4 Sherly-Sarbin. Kami mengajak masyarakat harus realistis karena kami ingin gubernur dan wakilnya ke depan bisa sangat aspiratif mendengar masukan dan problem dari seluruh daerah, termasuk Kota Ternate, untuk level pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Karena Maluku Utara dari aspek indeks pembangunan manusia masih berada pada posisi terbawah dari seluruh provinsi di Indonesia. Harapan kami Sherly Tjoanda sebagai seorang ibu yang punya gagasan maju akan mendorong generasi Maluku Utara khususnya kota Ternate lebih baik dan berkeadilan,” tandas Nurlaela.
Tinggalkan Balasan