Tandaseru — Anggota DPRD Pulau Morotai, Maluku Utara, Fadli Djaguna, mengungkapkan sejumlah kelemahan dalam kepemimpinan eks bupati Benny Laos dan eks wakil bupati Asrun Padoma. Hal itu ia ungkapkan dalam pertemuan dengan kelompok petani-nelayan (PENA) di Desa Sangowo Timur, Rabu (11/9/2024) malam.
“Ada uang yang berputar di Morotai lewat APBD Kabupaten Pulau Morotai itu kurang lebih Rp 870 miliar, tapi bisa dibayangkan saja ada Rp 350 miliar itu dibuka untuk pembangunan fisik dan dibelanjakan di luar Morotai. Jadi uangnya tidak berputar di Kabupaten Pulau Morotai,” bebernya.
Mirisnya, sebagian bangunan fisik yang dibangun itu kini menjadi mubazir lantaran tidak digunakan.
“Mubazirnya di mana, BUMDes yang dibangun itu coba periksa Supermie satu bungkus pun orang tidak jual karena itu bangunan kosong. Itu 5 tahun, jadi orang Morotai harus menyadari itu,” timpalnya.
Tak hanya itu, Fadli juga menyentil soal miskinan di Morotai yang perlu menjadi perhatian. Menurutnya, kemiskinan itu adalah ulah dari pemerintah.
“Pemerintah yang kasih miskin tong punya rakyat. Kalau orang Morotai itu tidak hidup miskin, maka 11.600 orang Morotai tidak bekerja di Weda. Tetapi, 11.600 orang Morotai kerja di Weda karena di Morotai tidak ada lapangan kerja. Artinya uang Rp 870 miliar itu lalu tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan, itu kan sangat naif,” tegas anggota Banggar DPRD ini.
Mantan Ketua PAN ini bilang, PAN menjadi salah satu partai pengusung pasangan calon Deny Garuda-Qubais Baba di pilkada 2024. Namun kualitas Deny sebagai cabup perlu diuji, sebab saat menjadi anggota DPRD kerap mengabaikan kepentingan rakyat Morotai. Hal itu pula yang membuat ia enggan memenangkan DG-QU dan memilih undur diri sebagai ketua PAN.
Tinggalkan Balasan