Cermin interaktif hanyalah satu dari sejumlah atraksi yang dapat dilihat di museum ini. Koleksi artifaknya mencapai ribuan, mulai dari senjata yang digunakan para pemberontak, surat cinta, seragam, emblem, alat makan, kendaraan, replika tank, mesin ketik hingga mesin cetak. Ada pula hanggar pesawat berisi pesawat B-24 Liberator.

Pengelola museum mencoba memberi gambaran sedetail mungkin tentang situasi di masa pemberontakan dengan menghadirkan beragam atraksi. Lima lantai bangunan berbata merah itu berisi koleksi-koleksi bersejarah yang sayang untuk dilewatkan.

Binokular yang dapat memunculkan foto-foto masa peperangan saat diintip. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

Di lantai pertama, pengunjung dapat mengintip ke dalam dinding lewat binokular besi yang menancap ke dinding. Di balik binokular tampak gambar-gambar bergerak yang diambil dari masa peperangan. Serupa, sebuah lubang persegi vertikal seperti sumur yang jika diintip tampak potongan-potongan video situasi yang sama.

Fasilitas interaktif lain yang bisa dicoba pengunjung adalah mengangkat telepon kuno dan mendengarkan rekaman suara pejuang pemberontak yang bertugas sebagai pemberi kabar.

Yang tak kalah menarik adalah replika saluran pembuangan. Saat peperangan, pemberontak memanfaatkan saluran pembuangan untuk melakukan evakuasi dari kota tua ke pusat kota. Pengunjung dapat merasakan sensasi memasuki saluran pembuangan yang berkelok dan kian sempit.

Telepon yang ketika diangkat terdengar suara pemberi kabar masa pemberontakan. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

Pengunjung juga akan dibawa ke dalam suasana peperangan dengan mendengarkan suara-suara pertempuran yang diputar sepanjang kunjungan. Suara-suara itu, lengkap dengan detak jantung, berasal dari tembok, yang dikenal sebagai jantung museum.

Secara garis besar, terdapat koleksi yang didedikasikan untuk tiap distrik di Warsawa.