Yudhi menambahkan, Pending Merah ini sampai saat ini masih tersimpan di Kedaton Kesultanan Ternate dan atas restu pihak Kesultanan, motif pending merah ini di angkat dan dituangkan sebagai motif tenun.

Menurut keterangan Jou Kalem Kesultanan Ternate H. Hidayatussalam, kata Yudhi, Pending Kapita Perang ini pernah digunakan oleh Pasukan Soya-Soya di bawah Komando Sultan Baabullah (1975-1977) dalam melakukan peperangan mengusir Portugis dari Bumi Moloku Kie Raha.

Disperindag Provinsi juga menghadirkan pihak Kanwil Kemenkumham Maluku Utara untuk membekali para penenun terkait dengan legalitas usaha dan Hak Kekayaan Intelektual.

Yudhi menyampaikan apresiasi kepada Ketua Dekranasda Kota Ternate Marliza M Tauhid atas perhatian dan komitmennya dalam mengangkat Kembali tenun ternate yang sudah berusia kurang lebih 300-400 tahun ini.

“Luar biasa setiap hasil produksi tenun langsung di bayar oleh Dekranasda Kota Ternate, semoga ini dapat memacu semangat para penenun dalam menjalankan usaha dan mengembangkan karyanya ucap yudhi dalam sambutannya dan berkomitmen untuk mendampingi dan mempromosikan tenun ternate pada event lokal, nasional maupun internasional,” ungkapnya menambahkan.

“Waktu pelaksanaan HUT Dekranas di Kota Solo kami juga memperkenalkan tenun ternate disana,” pungkasnya.