Ia berterima kasih ke jajaran pemerintah Halmahera Barat dan semua organisasi kemanusiaan, terutama PMI Halmahera Barat, yang telah memberikan pendampingan dan penanganan di lapangan secara tepat.
“Spirit kemanusiaan yang menyatukan kita,” tambahnya.
Sultan juga mendoakan erupsi gunung Ibu secepatnya menurun dan berhenti sehingga warga bisa kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasa.
Menurut Badan Geologi, dalam sebulan terakhir, telah terjadi 13 kali letusan. Beberapa diantaranya menghasilkan kolom abu yang mencapai 6.000 meter disertai petir sehingga warga diminta untuk tidak mendekati area gunung.
Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya, letusan Gunung Ibu tercatat sejak tahun 1911 dan mulai tahun 1998 muncul sumbat lava yang kemudian tumbuh menjadi kubah lava.
Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, terjadi erupsi erupsi dengan intensitas lemah hingga sedang. Sejak tahun 2020-2023 frekuensi erupsinya semakin berkurang jumlahnya setiap hari, tetapi kolom letusan cenderung bertambah tinggi.
Kondisi ini berhubungan dengan meningkatnya gempa-gempa Vulkanik Dalam dan Gempa Vulkanik Dangkal. Saat ini kubah lava di Gunung Ibu telah melampaui dinding kawah sehingga mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut.
Secara spesifik, gunung Ibu merupakan gunungapi tipe strato dan memiliki tinggi puncak 1.340 m di atas permukaan laut dan pada koordinat 1° 29’ LU dan 127° 38′ BT. Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
Tinggalkan Balasan