Oleh: Sutrisno Pangaribuan
Fungsionaris PDIP
________
PILKADA serentak pertama di Indonesia akan digelar Rabu (27/11/2024). Partai politik (Parpol) mulai melakukan tahapan penjaringan dan penyaringan bakal calon (Balon). Para Balon saat ini wara- wiri mendaftarkan diri ke Parpol berharap dapat rekomendasi. Para Balon juga sibuk memoles diri, demi simpati dan citra diri, berharap kelak akan dipilih. Parpol tidak membahas idiologi, sebab kontestasi hanya soal jumlah kursi, dari gubernur, walikota, hingga bupati.
Ahok sebagai Balon yang namanya muncul jelang Pilkada, sama sekali tidak tergoda menjual diri. Ahok menyerahkan penugasan politiknya kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri (Mega). Ahok tidak mendaftar ke Parpol manapun, termasuk ke PDIP, dan gambar wajahnya pun tidak terpampang di sana- sini. Ahok sama sekali tidak menunjukkan ambisi, meski dirinya layak menjadi pemimpin negara di level tertinggi.
Ahok sejatinya calon presiden, namun saat ini, sarana demokrasi yang akan berjalan adalah Pilkada. Maka Ahok, diminta oleh warga maju di Pilkada Sumut maupun Jakarta. Ahok diminta warga karena rekam jejaknya, bersih, transparan, dan profesional. Ahok menjadi satu- satunya Balon kepala daerah yang namanya dibahas di Rakernas ke- 5 PDIP akhir pekan lalu di Ancol, Jakarta. Mengapa Ahok sangat layak dan tepat maju di Pilkada Sumut?
Pertama, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak menunjukkan ambisi kekuasaan dengan ingin menjadi gubernur Sumut. Ahok sama sekali tidak mendaftar ke sejumlah Parpol, termasuk PDIP, meski namanya populer sebagai Balon gubernur Sumut.
Kedua, bahwa Ahok satu- satunya Balon yang tidak memiliki hubungan dengan masalah dan masa lalu Sumut. Ahok tidak memiliki “dosa politik” di Sumut, karena tidak pernah sebagai bupati, walikota, gubernur, maupun legislatif. Ahok tidak memiliki potensi masalah tata kelola APBD sebelumnya di Sumut.
Tinggalkan Balasan