Akan tetapi, isu “putra daerah” ternyata tidak laku (lagi) di Sumut dengan masyarakat pemilih yang rasional. Sumut sebagai “miniatur Indonesia” tidak terpengaruh dengan isu “kampungan” dan “menyesatkan”. Warga Sumut butuh perubahan, di mana pemimpinnya tidak dikendalikan oleh oligarki, preman, dan mafia. Warga Sumut tidak membutuhkan pemimpin “mentang- mentang”, “kreak”, dan “titipan penguasa”. Warga Sumut membutuhkan pemimpin yang berani, punya nyali, tidak dapat ditekan oleh kekuatan apapun. Pemimpin yang hanya “taat pada Tuhan, patuh pada hukum, dan setia pada rakyat”. (*)
Tinggalkan Balasan