Lini serang Indonesia akan makin berbahaya jika Witan Suleman dan Marselino Ferdinan bermain apik. Keduanya punya chemistry dan kerap bertukar tempat. Begitu juga dengan Struick sehingga pergerakan mereka yang cair sulit terbaca bek lawan. Nilai plus sektor ofensif Indonesia adalah ketiga pemain ini sama- sama telah mencetak gol.

Irak sendiri yang kalah dari Jepang di babak semifinal bukan tim terbaik Asia di kelompok umur. Sepanjang turnamen, mereka juga sudah dua kali mengalami kekalahan. Di partai pembuka grup, Singa Mesopatomia ini kalah 2-0 dari Thailand. Perjalanan mereka mirip Indonesia karena setelah itu, skuad asuhan Radhi Senadshil ini menang atas Tajikistan dan Arab Saudi. Mereka mencapai semifinal setelah mengalahkan Vietnam 1-0.

Pemain penting yang wajib diwaspadai oleh Indonesia adalah bomber mereka Ali Jassim yang sudah bikin 3 gol. Penyerang muda ini pintar memanfaatkan peluang dan sering menusuk ke kotak penalti lawan. Gaya bermainnya eksplosif. Namun lini serang Irak akan mandul jika Jassim dikunci. Apalagi bomber lainnya Salem Ahmed belum tentu bermain setelah ditarik keluar karena cedera saat melawan Jepang.

Nathan mendapat tugas tambahan untuk mengawal kapten Irak Muthader Mohammed. Gelandang elegan ini absen saat lawan Jepang. Malam nanti, pergerakannya kudu diwaspadai termasuk true pass membelah pertahanan lawan yang kerap dilepas Muthader.

Jika membaca peluang keunggulan, trio serang Indonesia sedikit mengalami “kemudahan” setelah Irak dipastikan tanpa bek kanan Mustafa Saadoun dan bek tengah Zaid Tahseen. Keduanya absen karena akumulasi kartu. Celah yang ditinggal dua bek tangguh ini mesti dimanfaatkan oleh Witan, Marselino dan Struick. Kapasitas bek pengganti tak sebagus Tahseen dan Saadoun. Kemahiran “cutting inside” dengan akhiran tendangan ke gawang Irak mutlak dilakukan Witan dan Marselino sebagai senjata pembunuh.

Secara head to head, Indonesia unggul di beberapa posisi. Saya menonton beberapa pertandingan Irak dan kelemahan mereka mudah dieksploitasi. Lini serang mereka akan mudah dijinakkan jika Jassim dikucilkan. Ini tugas Hubner dan Ferarri. Transisi menyerang ke bertahan dan sebaliknya juga terbilang lambat. Jika Indonesia bermain dengan bola pendek yang rapat akan menyulitkan Irak. Indonesia juga harus full gas sejak sepak mula untuk menekan Irak dengan memanfaatkan kecepatan pemain yang ada.

Ball posession harus kita rebut selama mungkin. Oeran Jenner dan Nathan akan menentukan untuk mengatur ritme. Eksplosifitas trio lini serang wajib memanfaatkan momentum sekecil apapun untuk bikin gol. Jangan lagi bermain emosional dan bergantung pada keputusan wasit. Mentalitas harus jadi pembeda.