“Ini tahun kedua festival digelar. Sebelumnya pada 2021,” ungkap Ketua Pemuda Kastela M Rizal Rajak, Minggu (11/2/2024).

Gamlamo adalah ibukota Kesultanan Ternate awal, jauh sebelum dipindahkan ke titik sekarang.

“Nama Festival Gamlamo cakupannya lebih luas, karena mengacu pada pusat pemerintahan Kesultanan Ternate kala itu yang membentang dari Jambula hingga Taduma,” terangnya.

Rizal tak sendiri. Festival ini akan digarap bersama Ketua Panitia Faizal Rauf, Sekretaris Umum Lembaga Pemuda Risdianto Asky, Koordinator Teater Iksan Dero, Ketua Sanggar M Faizal Hanafi, dan Koordinator Lapangan Rudi Tomagola. Seorang pemuda Kayoa, Julfikar Hasan, dilibatkan untuk melatih anak-anak Kastela tarian soya-soya variasi 12 bunga. Tari bersejarah ini konon digunakan saat penjemputan jenazah Sultan Khairun.

Festival ini akan dimulai dengan ziarah ke makam Sultan Baabullah di Foramadiahi pada tanggal 25 sore. Ziarah ini dipimpin pemuka agama Islam. Malam harinya, warga melaksanakan tahlilan di masjid sebagai bentuk syukuran atas gelaran festival dan tolak bala.

Pada tanggal 26, festival resmi dibuka diiringi napak tilas pertemuan empat momole (raja, red) untuk menentukan pembagian empat kerajaan di Moloku Kie Raha. Empat momole (momole ngaruha) tersebut adalah Cico, Tabanga, Toboleu, dan Tobona.

“Napak tilasnya dari Foramadiahi lalu turun ke pantai Kastela. Saat itu para momole menggelar rapat raksasa (pembagian kerajaan), dan kita akan simulasikan rapat itu,” tutur Rizal.

Malam harinya akan ada pertunjukan tarian-tarian tradisional di panggung utama, termasuk soya-soya. Pembacaan tamsil soal sepak terjang Sultan Khairun dan sejarah Gamlamo juga ditampilkan.