Hal tersebut akhirnya memunculkan sikap apatis (tidak peduli) dalam diri mahasiswa karena di lingkungan kampus, tidak ada sarana untuk menyampaikan keresahannya. Pada sisi lain, organisasi kemahasiswaan yang diharapkan menjadi wadah bagi mahasiswa, juga telah tunduk dan menghamba pada otoritas kampus.

Doktrin-doktrin tersusun rapi dalam pikiran mahasiswa yang ditanamkan oleh pihak kampus “mahasiswa harus cepat wisuda dan segera mencari pekerjaan”, pemahaman yang ditanamkan oleh pihak kampus pada mahasiswanya. Secara tidak langsung telah mengabaikan nilai-nilai Tridharma perguruan tinggi, dalam konteks pengabdian pada masyarakat yang dipersempit maknanya dengan program kuliah kerja nyata (KKN).

Dengan demikian, tak heran jika saat ini kampus bukan lagi menjadi tempat ideal berkumpulnya masyarakat ilmiah, tetapi di ibaratkan seperti gerombolan hewan dalam kandang, lehernya diikat dan siap untuk dipelintir ke kanan dan ke kiri oleh tuannya. (*)