Oleh: Asghar Saleh
_______
GHA….
Ghaaa….
Panggilan itu menyeruak di antara deru suara mesin kapal dan celoteh para penumpang yang riuh rendah. Tangan yang hendak membuka pintu kamar terhenti. Netra saya mencari ke beberapa sudut. Siapa yang memanggil? Hingga sebuah lambaian tangan jadi penanda.
Di atas peti kayu bekas, sosok itu tersenyum sambil sesekali tangan yang memegang sebatang rokok melambai. Saya bergegas mendekat. Ini sebuah perjumpaan yang tak disangka. Lama kami tak bertemu. Dan yang bikin saya terperangah, sosok bercelana pendek dan berkaos oblong itu adalah Bupati Halmahera Selatan.
“Saya mendadak harus ke Ternate dan besok ke Jakarta, Pak Luhut ingin bertemu terkait soal Widi,” jelas Usman -lengkapnya Usman Sidik- Bupati di daerah dengan bentangan geografis terluas dan memiliki penduduk terbanyak di Maluku Utara. Kami berpelukan dan terlibat diskusi yang riang. Ia banyak bercerita tentang tugasnya melayani warga. Sesekali stafnya mendekat sambil menyodorkan map berisi berkas yang mesti ditandatangani.
Tak ada kesan elitis. Usman tak berubah meski kini telah jadi orang penting. Saya amati dalam diam. Sosoknya kini makin kokoh. Ini pertemuan pertama setelah ia terpilih jadi Bupati. Nyaris tiga tahun lebih kami beberapa kali hanya bertukar kabar lewat telepon. Saya beberapa kali ke Bacan tapi tak sempat bertemu.
Seingat saya, kami sempat bertemu di kantor Golkar di bilangan Slipi saat sama-sama mengambil mandat partai untuk bertarung dalam kontestasi Pilkada saat itu. Ia dengan riang bercerita tentang mimpinya mengubah Halmahera Selatan. Jadi Bupati adalah jalan untuk mewujudkan mimpi itu. Ia juga begitu yakin akan menang. Banyak dukungan partai.
Sebelum berpisah, kami saling mendoakan.
Yang kita tahu kemudian, Usman yang berpasangan dengan Bassam Kasuba jadi pemenang. Dan mulailah ia bekerja untuk daerahnya. Tiga tahun berlalu dan dari banyak cerita teman-teman jurnalis, Usman tak berubah. Ia tetap jadi bagian dari dunia jurnalis. Sikapnya tetap humble, senang bertemu dan berdiskusi. Saya kaget ketika ia bicara tentang visi pemerintahan berbasis digital. Tentang dinamika pembangunan yang bersandar pada capaian kinerja.
Tinggalkan Balasan