“Terutama ke lokasi-lokasi religi sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang melukai hati pemeluk agama,” tegasnya.

Oleh sebab itu, dia bilang, hal ini harus diseriusi supaya ke depan tidak menjadi kericuhan. Para tour guide dan pengurus tempat-tempat religi di sekitar kawasan agar diberikan edukasi.

“Setingkat Bali yang pariwisatanya sudah sangat bagus pun masih kecolongan dengan perilaku para turis di kawasan religi yang kadang menimbulkan ketersinggungan masyarakat adat dan agama,” ujarnya.

Ia berharap, dalam waktu dekat ada undangan FGD untuk diskusi penguatan tata kelola kawasan wisata religi. Sehingga tujuan Pemda Morotai membangun kawasan wisata religi tidak bertentangan dengan norma dan nilai-nilai keagamaan di sekitar kawasan destinasi tersebut.

“Apabila dalam waktu dekat kejadian ini tidak direspon secara baik oleh instansi terkait, maka BKMT secara organisasi akan melakukan aksi turun ke jalan mengecam konsep kawasan wisata religi yang dicanangkan Pemda Morotai, karena kami anggap pemda tidak paham menggagas kawasan wisata yang dicanangkan itu,” pungkasnya.