Pengawal Demokrasi Elektoral

Catatan jelang pemilu serentak 2024 yang dibaca saat ini merupakan suatu dialektika akal dan suara hati yang terus menerus digaungkan setidaknya ada tahapan maju (progresifitas) masyarakat dalam politik. Kesantunan berdemokrasi dan kejujuran dalam berpolitik merupakan harapan semua pihak yang harus digapai dalam mewujudkan pemilu yang berkualitas.

Memang kontestasi demokrasi prosedural sedang dalam penguatan dan pemantapan kala memasuki tahapan rezim pemilu serentak pilpres dan pileg 2024, namun memastikan harapan untuk kemajuan bangsa 5 tahun kini menjadi perhatian serius oleh berbagai pihak (stakeholders).

Harapan akan pemilu berkualitas terpenuhi bila semua komponen didik secara cerdas. Gerakan pemuda dalam mengawal Pemilu 2024 merupakan suatu upaya koreksi sekaligus proteksi kaum muda sebagai entitas pembaharuan terhadap kontes politik demokras elektoral. Dari aspek yuridis hampir tak ada cela untuk diinterupsi. Tetapi dari sisi praktek masih terdapat bebagai tantangan dan problem bahkan praktek kecurangan pun selalu mudah mendapatkan jalannya, bak air hujan yang tak sulit menemukan lubang atap.

Peran aktif pengawal Pemilu hari ini mungkin tak cukup melawan derasnya kecurangan tetapi dapat dibilang akan menjadi wadah yang dapat menadah derasnya air hujan agar tak menimbulkan becek ke mana-mana.

Proses demokrasi elektoral rentan menyisakan persoalan seperti penyebaran berita bohong atau hoax yang perlu dicegah. Kampanye negatif yang dapat menjelma jadi kampanye hitam (black campaign) jika tidak dibarengi data, berita bohong, bahkan dibumbui kata-kata yang kurang santun, yang pada akhirnya memantik perselisihan/konflik.

Dari berbagai fenomena dan realitas politik diatas, peran pemuda menjadi sangat penting
dalam agenda suksesi sirkulasi elit 5 tahunan tersebut. Dalam gelanggang strata sosial, posisi kaum muda diklaim sebagai kelas pembaharu. Tanpa kehadiran kelas pembaharu dalam proses demokratisasi, dinamika perubahan zaman akan berjalan tanpa sukma keadilan.