Tandaseru — Aliansi Masyarakat Buli Peduli Gunung Wato Wato kembali menggelar aksi, Selasa (24/10). Kali ini warga memboikot jalan utama buntut dari tak kunjung dicabutnya izin perusahaan tambang nikel PT Priven Lestari yang bercokol di kawasan gunung Wato Wato, Halmahera Timur, Maluku Utara.

Koordinator Aksi, Ismunandar Marsaoly, mengatakan aksi yang dilakukan dengan memboikot jalan utama ini tak lain dari alarm peringatan keras terhadap pemerintah yang seolah-olah mengabaikan aspirasi warga.

“Berbagai upaya sudah kami buat seperti pertemuan resmi dengan pemerintah hingga aksi damai, tapi upaya itu menjadi sia-sia. Pemerintah tak menghiraukan suara perjuangan kami dalam membebaskan gunung Wato Wato dari ancaman tambang nikel PT Priven Lestari,” ujar Ismunandar dalam keterangan tertulis yang diterima.

Ismunandar bilang, masifnya pertambangan di Haltim sangat memperburuk situasi lantaran sudah memporak-porandakan sumber penghidupan warga pesisir seperti kehancuran di Tanjung Buli, Pulau Gei, Lembah Teduh Moronopo, pulau kecil Mabuli, juga Pulau Pakal yang sesungguhnya menjadi cerminan jika tambang nikel itu lengket dengan daya rusak yang ditimbulkan.

“Semuanya itu kami saksikan di depan mata sendiri. Operasi tambang nikel membuat hilangnya sumber-sumber protein terbaik kami yang dahulu diperoleh secara gratis seperti kerang (bia), ikan karang (goropa) super, dan lain-lain,” akunya.

Deretan peristiwa penghancuran oleh tambang nikel adalah kejadian terburuk yang semestinya tidak terulang lagi, kata dia. Apalagi terjadi pada gunung Wato Wato yang merupakan sumber utama pemenuhan air bersih warga di Kecamatan Maba.