“Jadi aksi ini sebagai bentuk protes dari para guru dan siswa yang menolak Suryadi Idrus diganti,” ungkap Juisal.
Dia menyebutkan, Pemprov Malut melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan harus segera merespon tuntutan para guru dan siswa.
“Kami berharap secepatnya diambil langkah agar tidak menghambat proses belajar mengajar di sekolah, karena kami khawatir jika tidak segera direspon akan berdampak lebih besar karena bisa saja aktivitas belajar diboikot itu kan kita kasihan juga,” pintanya.
Menurutnya, aksi penolakan ini dilakukan karena menilai mekanisme pergantian kepsek tidak jelas dan terkesan sepihak oleh Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Provinsi Malut.
“Kemudian kepsek yang baru ini kepsek bermasalah di SMA Negeri 3 Halbar yang juga ditolak waktu itu. Kenapa orang yang bermasalah di daerah lain kemudian dilantik di SMA Negeri 6?” sesalnya.
Juisal menegaskan, jika dilakukan pergantian mestinya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malut dapat menunjuk guru yang berasal dari sekolah tersebut.
“Karena SMA 6 juga punya banyak kader yang layak dan kompeten. Kenapa harus orang yang bermasalah,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan