“Dalam situasi begini, teknologi, alat-alat yang kita pake bisa salah keliru,” tuturnya.
Pembuatan kalender ini, Ishak mengaku idenya lahir saat ia berdiskusi dengan beberapa bobato. Lalu disampikan ke Sultan.
“Sebenarnya bukan Sultan tidak tahu. Sultan tahu masalah ini, karena sudah beberapa kali menyampaikan khusus bagi pelaksanaan puasa dan lebaran. Beberapa kali Sultan putuskan sesuai dengan adat dan masukan dari bubato, tanpa menunggu sidang isbat,” ujarnya.
Tapi, ini tidak berlangsung secara rutin. Kadang menetapkan sendiri, kadang mengikuti pemerintah.
“Kita mengamati penetapan satu Ramadan dan satu Syawal sering terjadi saling tarik-menarik sehingga dikhawatirkan keputusan itu invalid,” katanya.
Kalender tersebut diketahui berlaku selama 100 tahun, yang dimulai dari 1445 hijriah. Tapi dilakukan persiapan sejak tanggal 5 Syawal 1444 hijriah.
Tinggalkan Balasan