Tandaseru — Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara merilis hasil uji kualitas kedua Sungai Sagea di Halmahera Tengah. Sungai tersebut kondisinya sempat viral lantaran berwarna kecokelatan selama beberapa pekan lalu.
Dalam pengujian kedua pun DLH tetap menggandeng lembaga penguji PT Analitika Kalibrasi Laboratorium (Ankal) yang bermarkas di Kota Bogor, Jawa Barat. Lembaga ini telah mendapat akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Kepala DLH Malut Fachruddin Tukuboya dalam paparannya mengungkapkan, Sungai Sagea merupakan jenis sungai kelas 2, yakni sungai yang airnya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Pengambilan sampel air sungai untuk diuji dilakukan pada 12 September 2023 di dua titik, yakni hulu (399765, 54208) dan hilir (0° 27′ 44,66″ S, 128° 05′ 38,34″ E). Sungai Sagea sendiri mulai keruh sejak akhir Juli 2023 dan puncak kekeruhannya terpantau pada akhir Agustus.
“Pengujian kualitas air dilakukan DLH sebagai langkah cepat dan terukur untuk memastikan kondisi Sungai Sagea,” tutur Fachruddin, Selasa (26/9).
Tujuan pengujian ini, kata dia, mengkaji kondisi kualitas air Boki Maruru, serta menyediakan informasi yang kredibel kepada publik tentang kondisi kualitas air di Boki Maruru.
Tinggalkan Balasan